Perbedaan Prasasti Kedu dan Prasasti Wanua Tengah III

Membahas tentang Prasasti Kedu dan Prasasti Wanua Tengah III tidak terlepas dari perbedaan akan silsilah raja-raja Kerajaan Medang / Mataram Kuno. Mari kita simak satu per satu.

A. PRASASTI KEDU
Prasasti Kedu disebut juga Prasasti Mantyasih atau Prasasti Balitung. Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah. Prasasti yang berangka tahun 907 M ini berasal dari Wangsa Sanjaya. Memuat daftar raja-raja Mataram Kuno sebelum raja Balitung. Prasasti ini dibuat sebagai legitimasi kekuasaan Balitung sebagai pewaris takhta kerajaan yang sah.

prasasti kedu
Prasasti Kedu / Mantyasih


Bosch dalam karyanya Sriwijaya, de Sailendrawamsa en de Sanjayawamsa (1952) berpendapat bahwa di Kerajaan Medang dua dinasti yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra sama-sama berkuasa. Wangsa Sanjaya didirikan oleh Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang yang beragama Hindu Siwa. Maharaja selanjutnya ialah Rakai Panangkaran, yang menurutnya dikalahkan oleh Wangsa Sailendra. Maka di Medang terdapat Wangsa Sanjaya berkuasa di utara Jawa dan Wangsa Sailendra berkuasa di selatan Jawa. Namun Putri Maharaja Samaratungga dari Wangsa Sailendra yang bernama Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya, yang kemudian mewarisi takhta mertuanya dan Wangsa Sanjaya pun berkuasa kembali di Medang. Bosch berasumsi bahwa gelar rakai adalah nama silsilah wangsa.

Daftar silsilah raja-raja Wangsa Sanjaya berdasarkan prasasti Mantyasih menurut Bosch, adalah:

1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya,
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Dharmmodaya Mahasambhu


B. PRASASTI WANUA TENGAH III
Prasasti Wanua Tengah III berupa dua lempengan tembaga, berukuran sekitar 53,5 kali 23 cm. Prasasti yang berangka tahun 908 M ini pertama kali ditemukan di persawahan Dukuh Dunglo, Dasa Gandulan, Kaloran, Temanggung, Jawa Tengah tahun 1983. Prasasti tersebut ditulis dengan menggunakan huruf dan bahasa Jawa Kuno yang berisi mengenai kisah perubahan status sebidang tanah sawah di daerah Wanua Tengah yang dipersembahkan untuk melestarikan biara di Pikatan. Kelebihan dari prasasti Wanua Tengah III dibanding dengan prasasti Kedu adalah memuat nama-nama baru, juga menjelaskan kapan seorang raja mulai bertahta dan kapan meninggal dunia.

prasasti wanua tengah iii
Prasasti Wanua Tengah III


Para raja Mataram dan tahun pemerintahannya menurut prasasti ini adalah sebagai berikut:
1. Rakai Panangkaran anak Rahyangta i Hara (adik Rahyangta ri Mdang) (7-10-746 M)
2. Rakai Panaraban (1-4-784 M)
3. Rakai Warak Dyah Manara (28-3-803 M)
4. Dyah Gula (5-8-827 M)
5. Rake Garung anak Sang Lumah i Tluk (24-1-828 M - 5-8-847 M)
6. Rake Pikatan Dyah Saladu (22-2-847 M - 27-5-855 M)
7. Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala (27-5-855 M - 5-2-885 M)
8. Dyah Tagwas (5-2-885 M - 27-9-885 M)
9. Rake Panumwangan Dyah Dewendra (27-9-885 M - 27-1-857 M)
10. Rake Gurunwangi Dyah Bhadra (27-1-887 M - 24-2-887 M)
11. Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang (27-11-894 M - 23-5-898 M)
12. Sri Maharaja Rake Watukara Dyah Balitung Sri Iswarakesawotsawattungga Rudramurti (23-5-898 M - ...)


Dapat disimpulkan perbedaan antara Prasasti Kedu dan Prasasti Wanua Tengah III yaitu jumlah raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno. Dimana dalam Prasasti Kedu hanya terdapat 9 raja sementara dalam Prasasti Wanua Tengah III terdapat 12 raja. Perbedaan jumlah ini juga mempengaruhi urutan raja yang berkuasa disana. Prasasti Wanua Tengah III lebih lengkap dalam menjabarkan kapan raja naik takhta dan kapan mereka lengser dari jabatannya.


Description: prasasti Kedu, prasasti wanua tengah iii, kerajaan mataram kuno