Filsafat Sejarah Murtadha Mutahhari

Salah seorang tokoh yang mampu memformulasikan konsep Al-Qur’an dalam paradigma yang jelas terutama berkaitan dengan filsafat sejarah adalah Murtadha Muthahhari. Dia adalah ulama intelektual abad ke-20 yang dijadikan sebagai salah seorang model sarjana Islam yang telah memenuhi tiga syarat yang banyak diimpikan, tetapi jarang bertemu dalam satu pribadi, yaitu akar yang kokoh pada studi Islam tradisional, penguasaan memadai atas ilmu-ilmu non-agama, dan sebagai penulis prolifik yang memiliki karya-karya nyata di bidang sosial.
Hadirnya Murtadha Mutahhari dalam dunia pemikiran Islam merupakan sebuah langkah positif dalam memperkaya khasanah pemikiran, terutama konsep tentang masyarakat dan sejarah. Munculnya pemikiran Murtadha Mutahhari tentang masyarakat dan sejarah didasarkan pada adanya teori masyarakat dan sejarah yang diformulasikan dalam bentuk matrealisme sejarah yang dalam alur pemikirannya tidak sesuai dengan logika Islam.


A. BIOGRAFI MURTADHA MUTAHHARI
Murtadha Mutahhari lahir 2 Februari 1919 di Fariman, Iran. Ayahnya Hujjatul Islam Muhammad Husein Mutahhari, terkenal sebagai alim yang dihormati. Ia dibesarkan dalam asuhan ayahnya yang bijak sampai usia 12 tahun. Pada 1932, ketika berusia 12 tahun, Murtadha Mutahhari belajar di lembaga pendidikan di Masyhad. Kemudian 12 tahun berikutnya, 1944, Murtadha Mutahhari tiba di Qum, pusat intelektual dan spiritual Islam di Iran untuk melanjutkan studinya. Selama belajar di Qum, guru utamanya adalah Imam Khomeini. Waktu itu Khomeini masih termasuk seorang pengajar muda yang sangat menonjol, baik karena kedalaman dan keluasan wawasan ke-Islamannya, maupun kemampuannya dalam menyampaikan perkuliahan. Secara aktif, Murtadha Mutahhari mengikuti perkuliahan Khomeini sejak 1946 sampai dengan tahun 1951. Mata kuliah yang diberikan Khomeini meliputi usul fikih, fikih, falsafat, tasawuf, dan teologi. Diantara murid-muridnya, Murtadha Mutahhari adalah yang paling dekat hubungannya dengan Khomeini. Kemudian, diantara para guru yang cukup berpengaruh terhadap Mutahhari di Qum, adalah Muhammad Husein Thabathaba'i, seorang mufasir besar dan guru Falsafat yang cukup terkenal.

Pada 1952, Murtadha Mutahhari meninggalkan Qum menuju Teheran, ibukota Iran. Di kota ini ia mengakhiri masa lajangnya, menikah dengan putri Ayatullah Ruhani. Pada tahun 1974, dalam usia 36 tahun, ia mengajar logika, filsafat, dan fikih di fakultas theologia, universitas Teheran. Ia menjabat sebagai ketua jurusan filsafat. Keluasan ilmunya tampak pada nama-nama kuliah yang diasuhnya: kuliah filsafat, al-Ushul, ilmu kalam, al-Irfan (tasawuf), logika dan kuliah filsafat. Untuk penyebarluasan lebih lanjut pengetahuan ke-Islaman di kalangan masyarakat luas dan lebih mengakrabkan para ulama terhadap persoalan-persoalan sosial. Pada 1960, Murtadha Mutahhari mengorganisasikan sekelompok ulama Teheran, terkenal dengan Masyarakat Keagamaan Bulanan. Tujuan utama perkumpulan ini ialah menyajikan relevansi dan kontekstualisasi Islam dengan permasalahan sosial kontemporer, disamping itu, juga merangsang ide-ide reformis dikalangan ulama yang cenderung tradisional.

Pada 1965, didirikan lembaga serupa, Husainiya-yi Irsyad, namun jauh lebih penting artinya. Lembaga tersebut terletak di Teheran Utara dan dimaksudkan untuk merebut kesetiaan kaum muda berpendidikan sekuler terhadap Islam. Mutahhari disamping sebagai anggota badan pengarah, juga memberikan kuliah di Husainiya-yi Irsyad. Bahkan, ia menyunting dan menyumbangkan tulisannya bagi beberapa penerbitan lembaga tersebut. Namun akhirnya, Murtadha Mutahhari keluar dari Husainiya-yi Irsyad. Sementara itu, ia terus mengajar, baik di Universitas Teheran maupun di tempat-tempat lain. Sejalan dengan itu, dengan tekun, Mutahhari terus aktif menulis sampai tahun kewafatannya. Ada sekitar 60 buku, disamping puluhan artikel dan kaset rekaman yang belum dipublikasikannya. Karya-karyanya meliputi seluruh bidang pengetahuan ke-Islaman. Karya-karyanya telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa. Diantara karya-karyanya adalah sebagai berikut :"Pavarki" bar ushul falsafah va raush ri’aslim, Dastam Rastam, Mas’alah Hijab, Insan Wa Syarnusyt, Adl Illahi, Ila Karasyi bin Madikari, Jadzabeh wa Daf’ah Imam Ali, Khidmat Mutaqabil Islam va Iran, Insone Komil, dan lain-lain.

Pemerintahan dibawah tangan Shah Pahlavi ternyata harus membuat ulama ini bekerja keras dalam mempertahankan eksistensi ideologi, karena dalam masa Shah Pahlevi, mendeskreditkan ideologi Islam merupakan tujuan utamanya. Untuk itu Murtadha Mutahhari memenuhi hidupnya untuk berjuang melawan rezim diktator dibawah Shah Pahlevi. Bersama Ayatullah Imam Khomeini, ia memimpin jalannya revolusi Islam Iran tahun 1979. Berbagai aktivitas dalam dunia politik ia tekuni dalam rangka menundukkan pemerintahan pada waktu itu. Keterlibatan dalam dunia politik inilah yang akhirnya merenggut nyawanya, pada tanggal 2 Mei 1979.

murtadha mutahhari
Gambar: Murtadha Mutahhari


B. PENGERTIAN SEJARAH MENURUT MURTADHA MUTAHHARI
Menurut Murtadha Mutahhari (1986:65), sejarah dapat didefinisikan dalam tiga cara yaitu:
1. Pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan kejadian-kejadian masa kini. Pengertian tersebut meliputi empat hal yaitu:
  1. Sejarah merupakan pengetahuan tentang sesuatu berupa pengetahuan tentang rangkaian episode pribadi atau individu, bukan merupakan pengetahuan tentang serangkaian hukum dan hubungan umum.
  2. Sejarah merupakan suatu telaah atas riwayat-riwayat dan tradisi-tradisi, bukan merupakan disiplin rasional.
  3. Sejarah merupakan pengetahuan tentang mengada (being), bukan pengetahuan tentang menjadi (becoming).
  4. Sejarah berhubungan dengan masa lampau, bukan masa kini. Tipe sejarah ini menurut Mutahhari disebut sebagai sejarah tradisional (tarikh naqli) atau sejarah yang ditransmisikan (transmitted history).

2. Sejarah merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Sejarah dalam pengertian ini menurut Mutahhari disebut sebagai sejarah ilmiah.

3. Filsafat sejarah (kesejarahan) didasarkan pada pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat bergerak dari satu tahap ke tahap yang lain. Filsafat sejarah membahas tentang hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, filsafat sejarah adalah ilmu tentang proses menjadinya (becoming) masyarakat, bukan hanya tentang maujudnya (beeing) saja.


C. FILSAFAT SEJARAH MENURUT MURTADHA MUTAHHARI
1. Filsafat Sejarah
Filsafat sejarah bersifat rasional ('aqli), bukan tradisional (naqli). Filsafat sejarah merupakan pengetahuan tentang menjadinya masyarakat, bukan tentang maujudnya. Namun perlu dicatat, bahwa penggunaan atau pemakaian istilah 'filsafat sejarah', hendaknya tidak semata diartikan bahwa filsafat sejarah hanya berhubungan dengan masa lampau. Sebaliknya, filsafat sejarah merupakan telaah tentang arus menerus yang berasal dari masa lampau dan terus mengalir menuju masa mendatang. Waktu, dalam menelaah tipe masalah ini, tidak boleh dianggap hanya sebagai suatu bejana (yang diisi oleh kenyataan sejarah), tetapi harus pula dipandang sebagai salah satu dimensi kenyataan ini (Murtadha Mutahhari, 1986: 71).

2. Sejarah Ilmiah
Sejarah ilmiah didasarkan pada sejarah tradisional. Sejarah tradisional memberikan bahan untuk laboratorium sejarah ilmiah. Dengan demikian, pertama, harus diselidiki dengan sempurna apakah kandungan sejarah tradisional itu otentik dan dapat dipercaya. Apabila tidak dapat dipercaya, maka seluruh penelitian dan kesimpulan ilmiah atas hukum-hukum yang menguasai masyarakat-masyarakat masa lampau akan sia-sia dan tidak bermakna. Apabila sejarah tradisional itu dapat dipercaya, dan bahwa hakikat dan kepribadian masyarakat itu tak tergantung pada individu, maka penyimpulan atas hukum-hukum umum peristiwa-peristiwa dan episode-episode sejarah akan bergantung pada hipotesis bahwa hukum sebab-akibat atau ketentuan sebab-akibat, menguasai lingkup kegiatan manusia.

3. Filsafat Sejarah Islam
Menurut Mutahhari untuk mengetahui pandangan suatu aliran pemikiran mengenai sifat sejarah, bisa digunakan ukuran tertentu yang dapat membantu, sehingga dapat memastikan pendekatannya terhadap berbagai gerakan sejarah dan peristiwa. Untuk itu, ia mengajukan beberapa ukuran yang dipandang tepat untuk telaah tersebut. Al-Quran dengan jelas mengatakan bahwa nasib manusia tidak pernah berubah kecuali apabila ia mengubah sikap mental dan keruhaniannya (Al-Quran, 13:11). Menurut Muthahhari, ayat ini dengan jelas menafikan teori determinisme ekonomi sejarah.

  1. Strategi Dakwah
  2. Menurut Muthahhari, Islam tidak memandang moralitas hanya sebagai cita-cita damai, peyakinan melalui cara-cara damai nan lembut, dan cinta kasih, seperti yang ditekankan dalam agama Kristen, Islam menyatakan bahwa kadang-kadang kekuatan juga adalah moral. Dengan alasan ini juga, Islam memandang perjuangan melawan kezaliman sebagai suatu tugas suci, dan dalam keadaan-keadaan tertentu, berjihad, yang berarti perjuangan bersenjata, adalah wajib.
  3. Daftar Istilah Suatu Ideologi
  4. Salah satu ciri khas Islam adalah bahwa agama ini tidak memberikan cap-cap yang bersifat ras, kalas, profesi, daerah atau perseorangan untuk memperkenalkan diri atau para pengikutnya. Para pengikut agama ini tidak dicirikan dengan cap-cap seperti orang Semit, miskin, kaya, tertindas, putih, hitam, Asia, Barat, Timur, Muhammadan, Quranis, dan Ka’bais. Tak satu pun dari label-label semacam itu dipandang sebagai identitas para pengiktnya. Islam berarti penyerahan kepada Allah, tidak lebih dari itu. Islam adalah penyerahan diri kepada kebenaran.
  5. Syarat-Syarat Positif dan Negatif Untuk Penerimaan
  6. Bagaimanakah keadaan-keadaan baik dan tak baik menurut Islam? Penafsiran Islam atas keadaan-keadaan ini berkisar di sekitar sifat manusia. Kadang-kadang Al-Quran menekankan kesenantiasa-takwaan; kadang-kadang menyebut perasaan yang timbul berkat kesadaran akan tanggung jawab terhadap keseluruhan sistem keberadaan sebagai suatu keadaan; atau kadang-kadang menyebutkan bahwa fitrah yang dikaruniakan oleh Allah dalam diri seseorang harus tetap utuh dan hidup ‘untuk memberi peringatan kepada yang hidup. Jadi, keadaan-keadaan penting, menurut Islam, agar bisa menerima seruannya ialah takwa, kecemasan dan pengertian yang timbul dari rasa tanggung jawab terhadap sistem ciptaan dan kesenantiasaan fitrah yang dikaruniakan Allah.
  7. Bangun dan Jatuhnya Masyarakat
  8. Sebab-sebab kebangunan dan kemajuan masyarakat serta sebab-sebab kemunduran mereka menurut Muthahhari meliputi: keadilan dan kezaliman, persatuan dan perpecahan, amar ma’ruf nahi munkar. (Ketika manusia bergegas melaksanakan kebaikan dan menghindari kemaksiatan atau penyimpangan, mereka akan segera mendapatkan kemajuan dalam peradabannya, sebaliknya yang mengabaikannya akan terjurumus dalam kehancuran) dan kebobrokan moral.

4. Gerak atau Dinamika Sejarah
Dalam buku-buku filsafat sejarah, masalah-masalah dinamika sejarah dan faktor-faktor penggerak yang menyebabkan gerak maju masyarakat biasanya dirumuskan dalam suatu cara pemikiran tertentu. Beberapa teori yang berkaitan dengan gerak sejarah adalah:
  1. Teori Rasial
  2. Menurut teori ini, ras-ras tertentu merupakan penyebab utama kemajuan sejarah. Beberapa ras mampu menciptakan budaya dan peradaban, sedang ras lain tidak memiliki bakat semacam itu. Beberapa ras memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan, falsafah, kesenian, keterampilan, dan moralitas, sementara ras-ras lainnya hanya merupakan konsumen produk-produk ras-ras tertentu
  3. Teori Geografis
  4. Menurut teori ini, faktor utama penyebab terciptanya perbedaan dan budaya serta perkembangan industri ialah lingkungan fisik. Perangai-perangai moderat dan pikiran-pikiran kuat berkembang di kawasan-kawasan beriklim sedang. Pada permulaan bukunya, al-Qanun, Ibn Sina membahas secara terinci pengaruh faktor lingkungan fisik atas ragam pemikiran, rasa, dan segi-segi kejiwaan lainnya dari kepribadian manusia.
  5. Teori Peranan Jenius dan Pahlawan
  6. Menurut teori ini, seluruh perubahan dan perkembangan ilmiah, politik, teknologi, dan moral sepanjang sejarah ditimbulkan oleh orang-orang jenius.
  7. Teori Ekonomi
  8. Menurut teori ini, ekonomi merupakan faktor penggerak sejarah. Semua ragam masyarakat dan sejarah setiap bangsa, termasuk segi-segi budaya, agama, politik, militer, dan masyarakat, mencerminkan ragam dan hubungan-hubungan produksi suatu masyarakat. Perubahan apa pun dalam dasar ekonomi suatu masyarakat, secara keseluruhan, mengubahnya dan membawanya maju.
  9. Teori Keagamaan
  10. Menurut teori ini, semua kejadian di dunia berasal dari Tuhan dan ditentukan oleh kebijaksanaan sempurna Tuhan. Segala evolusi dan perubahan yang terjadi dalam sejarah merupakan perwujudan-perwujudan kehendak Tuhan dan Kebijaksanaan Sempurna Tuhan. Jadi, penggerak dan pengubah sejarah ialah Kehendak Tuhan. Drama sejarah ditulis dan diarahkan oleh Kehendak Tuhan. Menurut Mutahhari, kebanyakan teori tidak berhubungan secara memadai dengan sebab penggerak sejarah. Misal, teori rasial merupakan hipotesis sosiologi yang dapat dikemukakan dalam hubungan dengan masalah apakah semua ras memiliki jenis-jenis bakat turunan yang sama dan pada tingkat yang sama. Demikian juga dengan teori geografi, hal ini bermanfaat dalam konteks sosiologis mengenai peranan lingkungan kawasan dalam perkembangan kemampuan-kemampuan pikir, budaya, susila, dan kejiwaan manusia. Menurut teori ini, gerakan sejarah terbatas pada manusia suatu kawasan tertentu, pada kawasan lainnya kehidupan tetap statis dan tidak berubah sebagaimana kehidupan hewan.
  11. Teori Alam
  12. Ada teori ketiga yang dapat disebut 'teori sifat manusia'. Menurut teori ini, manusia memiliki sifat-sifat melekat tertentu, yang bertanggung jawab atas watak evolusioner kehidupan masyarakat. Salah satu sifat semacam itu ialah kemampuan mengumpulkan dan menyimpan pengalaman-pengalaman hidup. Segala yang telah diperoleh melalui pengalaman disimpan sehingga menjadi dasar bagi pengalaman-pengalaman selanjutnya. Sifat kedua manusia adalah kemampuannya untuk belajar lisan dan tulisan. Pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang telah dicapai orang lain dikomunikasikan melalui lisan dan tulisan. Sifat ketiga manusia adalah bahwa ia mampu bernalar dan mencipta. Sifat ketiga ini membuatnya mampu mencipta dan menemukan, yang merupakan perwujudan dari daya ciptanya.


Description: filsafat sejarah murtadha mutahhari, pemikiran murtadha mutahhari, murtadha mutahhari

Gerakan Imam Mahdi di Sudan

Pada tahun 1863, Ismail Pasha menjadi raja muda Mesir. Ia seorang yang cerdas, enerjik, lincah dan sangat simpati terhadap perkembangan modernisasi tetapi ia juga memiliki sifat yang mengutamakan materi dan sangat impulsif serta terkadang tidak terduga. Dalam politik luar negerinya, ia sangat dekat dengan barat. Akibatnya pada masa pemerintahannya modal Eropa mudah sekali masuk Mesir.


Bebasnya modal Eropa masuk Mesir berimplikasi pada tidak stabilnya situasi dalam negeri. Mereka turut ikut campur dalam masalah dalam negeri. Begitu loyalnya terhadap Barat menjadikan Ismail mengambil sikap berbaik hati mengizinkan mereka memakai tenaga budak untuk mengerjakan asset-aset mereka, terutama di Sudan. Selain itu juga pada tahun 1869, Ismail meminta diperpanjang kontraknya kepada Samuel Baker di Bahr al Jebel dan empat tahun kemudian menetapkan Charles George Gordon sebagai Baker yag sukses, sehingga statusnya dinaikkan dan ditempatkan di Sudan. Masuknya baker ke Sudan menjadikan situasi semakin memburuk. Budak muslim Sudan sangat ditekan oleh orang-orang Eropa. Selain itu juga Ismail dalam mejalankan pemerintahannya lebih banyak memberikan kesempatan kepada militer. Hal ini tentu saja menciptakan kesenjangan yang berdampak pada meraajanya ketidakadilan dan kezaliman sehingga mamicu munculnya gerakan Imam Mahdi di Sudan.

A. SIAPA IMAM MAHDI?
Sepeninggal Rosulullah pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah / Juni 632 M, ada pengharapan dari umat Islam akan datangnya juru selamat atau Ratu Adil yang dikenal di kalangan umat Islam, Imam Mahdi. Imam Mahdi muncul pada akhir zaman, guna menumpas berbagai macam bentuk kedzaliman yang dilakukan oleh umat manusia yang telah terlalaikan dengan kenikmatan duniawi. Keyakinan umat Islam didasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud r.a. Rosulullah bersabda: “Dunia akan dipimpin oleh seseorag dari kelluargaku. Namanya sama dengan namaku. Seandainya dunia ini hanya tinggal sehari saja maka Allah akan panjangkan hari itu sehingga ia akan memimpinnya”.

Hadist yang lain, Rosulullah bersabda, “Al Mahdi berasal dari keturunanku. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan pemerataan sebagaimana telah dipenuhi oleh kezaliman dan ketidakadilan, ia akan berkuasa selama tujuh tahun” (HR. At Tirmizi). Banyak para ulama yang sepakat bahwa hadist di atas merupakan hadist muttawatir.
Ada empat pendapat tentang fgur Imam Mahdi , yakni:

  1. Imam Mahdi adalah seorang yang berasal dari keturunan Fatimah Az Zahra, putri Rosulullah SAW. ia berasal dari Ahlul Bait, yang namanya sama dengan Nabi SAW. Imam Mahdi akan datang pada akhir zaman.
  2. Imam Mahdi hanya figure seorang penyelamat kehidupan umat manusia. Penganut ini menegaskan, figure Imam Mahdi tak harus berasal dari keturunan Fatimah Az Zahra saja, yang jelas ia adalah seorang Muslim.
  3. Imam Madi bukan merupakan figure seseorang, tetapi lambang atau simbol kemenangan yang haq (benar) terhadap yang batil (ketidakadilan). Anggapan ini banyak dianut oleh pemikir-pemikir modern.
  4. Imam Mahdi adalah figur yang jelas berasal dari keturunan Fatimah atau ahlul bait. Dan merupakan salah seorang dari imam-imam ahlul bait.

Tiga pendapat pertama lebih banyak dianut kalangan ahlusunnah wal jamaah sedangkan pendapa keempat dianut oleh pengikut syiah. Keyakinan tersebut menjadikan banyak klaim mengenai sosok Imam Mahdi. Setiap kali terjadi kedzaliman atau dalam era milennium ini penjajahan maka diantara mereka mengklaim diri sendiri sebagai Imam Mahdi. Mereka tidak segan-segann untuk menarik garis keturunan Rosulullah atau ahlul bait. Seperti yag terjadi di utara Afrika, yakni Sudan. Masuknya penjajah dan merebaknya kedzaliman dan ketidakadilan memunculkan sosok yang dipercaya sebagai Imam Mahdi, yakni Muhammad Ahmad yang memimpin gerakan revolusioner rakyat.


B. GERAKAN IMAM MAHDI DI SUDAN
Situasi di Sudan yang kacau akibat penguasa yang hanya mementingkan segolongan saja, merangsang rakyat untuk bergerak melawannya. Pada 29 juni 1881, Mahdi mendeklarasikan dirinya dengan melakukan hijrah dari tempat asalnya yang penuh dengan kemungkaran ke Qadir di bukit Nuba, tenggara Kordofan. Pemimpin gerakan ini bernama Muhammad Ahmad. Ia lahir di Danaqla tahun 1844. Sejak kecil ia hidup dalam keluarga puritan tradisional. Dan ia termasuk orang yang mempunyai idealisme kuat sehingga sampai bersitegang dengan gurunya sendiri di Samawiyyah, Syaikh Muhammad Syarif. Keinginannya menemukan jalannya, ia diterima masuk dalam tarekat sufi yang dipimmpin oleh al Quraishi al Zein. Setelah gurunya wafat, ia kemudian yang menggantikan kedudukannya. Saat menjadi pemimpin Samawiyyah, Muhammad Ahmad mulai menyebarkan paham Mahdiyahnya. Karena situasi politik yang tidak stabil, menjadikan proses penyebaran paham ini sangat mudah.

Gerakan Imam Mahdi ada di Sudan timur sebuah manifestasi religi yang tidak lelah dalam menyadarkan umat Islam di dunia selama abad 18 dan 19 dan menghasilkan puritan, berkiblat ada Wahabiyah di Arab dan Jihad di Afrika Barat. Gerakan ini berpandangan bahwa sudah saatnya umat islam terbebas dari belenggu ketidakadilan yang menjerat. Keidealismeannya menjadi dorongan kuat untuk mengubah Sudan sesuai dengan konsepnya.

muhammad ahmad
Gambar: Muhammad Ahmad Al-Mahdi

Setelah memproklamirkan sebagai al Mahdi, kemudian Muhammad Ahmad menyusun kekuatan. Karena menurutnya hanya dengan berperang untuk mengusir Inggris dan Perancis yang telah menimbulkan kekacauan di Sudan. Dengan konsep jihadnya ia mampu mengalahkan beberapa serangan, salah satunya ekspedisi pemerintah Mesir yang dipimpin oleh Hicks Pasha dengan 10.000 personil yang mampu dikalahkan dan hanya menyisakan 250an personil.

Mahdiyah terus mengalami kemenangan. Jihad kemudian diteruskan oleh Ansar, pengikut Mahdi dari Kordofan menuju Bahr al Ghazal dan kemudian ke wilayah timur Sudan. Mahdi terus melakukan ekspansi. Tindakan mereka membuat pemerintah Inggris geram sehingga mengirikan Jenderal Charles Gordon untuk menumpas pemberontakan tersebut. tetapi pada akhirnya ia tidak sanggup untuk menumpasnya, malah sebaliknya ia mati di tanggan pasukan ansar.

peta sudan
Gambar: Peta Negara Sudan

Akhirnya seluruh Sudan dapat di kuasai kecuali Suakin, yang diperkuat oleh pasukan India dan Wadi Halfa di perbatasan sebelah utara yang masih berada di pihak Mesir-Inggris. Setelah kemenangan dalam perebutan Ibu Kota Sudan, Khartoum, al MAhdi memindahkan Ibu kotanya ke Omdurman. Tidak lama kemudian al Mahdi meninggal dunia karena Typus.

Pasca wafatnya Muhammad Ahmad, kepemipimpinan al Mahdi dipegang oleh Abdullah. Orang memang dipersiapkan untuk mengantikannya. Tetapi pada masa pemerintahnnya, situasi belum stabil. Ia sangat menyadari perang telah menyatu dengan rakyat dan dirinya tidak memiliki kharisma sebesar al Mahdi.

Hubungan regional tetap tegang sepanjang sebagian besar periode Mahdiyahnya, sebagian besar karena komitmen Khalifah untuk menggunakan jihad dalam meluaskan versi Islamnya di seluruh dunia. Sebagai contoh, Khalifah menolak tawaran untuk bekerja sama melawan Eropa oleh negus Ethiopia, Yohanes IV yang akhirnya terbunuh oleh pasukan Mahdiyah dalam pertempuran di Qallabat.

lord kitchener
Gambar: Lord Kitchener

Pada tanggal 2 September 1898, gabungan antara Mesir dan Inggris melakukan gerakan menuju Sudan dibawah pimpinan Lord Kitchener. Di pihak Mahdiyah, langsung dipimpin oleh khalifah, dengan kekuatan 52.000 angkatan perangnya. Mahdiyah kalah, pasukan gabungan Inggris-Mesir berhasil merebut ibu kota Omdurman. Akhirnya pada bulan November 1899 M, berakhirlah riwayat negara Mahdiyah setelah 15 tahun dan kembali dalam penjajahan asing Inggris-Mesir sampai mereka berhasil memperoleh kemerdekaan kembali pada tanggal 1 Januari 1956.


C. DAMPAK GERAKAN IMAM MAHDI DI SUDAN
1. Bidang Sosial
Perjuangan yang dilakukan Muhammad Ahmad adalah gerakan yang mendasarkan diri kepada konsep tentang Mahdi. Gerakan yang dilancarkan berdampak juga pada kehidupan sosial masyarakat. Gerakan yang memang dilandasi oleh penumpasan berbagai macam bentuk kezaliman dan ketidakadilan yang disebabkan melemahnya penerapan hukum syaria’at Islam dalam kehidupan sehari-hari, berusaha untuk ditegakkan kembali. Hal ini terlihat dalam aturan-aturan Mahdiyah, misalnya larangan pemanfaatan tembakau dan alkohol dalam segala bentuknya dan aturan pingit yang tegas terhadap wanita.

Dalam melakukan gerakannya pun mengikuti caranya Rosulullah. Awalnya mereka bergerak secara sembunyi-sembunyi kemudian secara terang-terangan. Setelah mengikrarkan diri secara umum sebagai sosok Al Mahdi Muntazar, ia berusaha mengakomodir rakyat untuk berjihad di jalan Allah dan melakukan hijrah. Menggerakkan massa rakyat menjadikan gerakan ini disebut sebagai gerakan perintis nasioalis Sudan. Al Mahdi menekankan gerakan bukan hanya didasarkan terikat atau kelompok persaudaraan religious, namun Mahdiyah mengembangkan rezim secara universal.
Mahdiyah juga mengganti rumusan rukun Islam, yakni:

  1. Sholat, ditekankan harus berjamaah
  2. Jihad lebih utama dari pada naik haji
  3. Mentaati pada perintah-perintah Allah
  4. Syahadat yang diperpanjang dengan kalimat ke Mahadiyahan
  5. Mambaca al Quran
  6. Ratib Mahdiyah

Dalam hubungan sosial, gerakan Mahdi tidak menghendaki adanya tingkatan strata. Tidak ada lapisan dalam masyarakat. Semua orang mempunyai kedudukan yang sama karena dalam Islam yang membedakan manusia hanyalah taqwa.

2. Bidang Politik
Pemerintah Mahdiyah bergerak atas dasar jihad menjadikan gerakannya bersifat militan. Selain itu juga, gerakan ini dalam menjalankan pemerintahannya berlandaskan pada teokrasi. Pengelolaan negara diatur oleh agama. Karena memang antara agama dengan politik tidak dapat dipisahkan. Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan.

Pengaruh dari pemerintahan Mahdi berlanjut ke masa berikutnya. Rakyat masih mempercayakan jabatan penting kepada keturunan Muhammad Ahmad. Dan pada masa Sayyid Abd ar Rahman, ia secara perlahan mengorganisasikan para pengikut Mhdi yang disebut Anshar ke dalam kekuatan sosial politik secara efektif. Dalam perkembangannya juga mendapat dukungan rakyat Sudan yang akhirnya membentuk partai ummat.

Era modern (1960) cucu dari Sayyid Abd ar Rahman, Sayyid Shadiq menjadi pemimpin kunci di Sudan, yaitu perdana menteri tahun 1983, secara resmi agama Islam diakui sebagai agama resmi di Sudan setelah rakyat muslim mendesak pemerintah. Selain itu, pada saat yang sama kampanye muslim mendesak pemerintah untuk memberlakukan hukum perdana di Sudan. Hal itu menunjukkan adanya hubungan yang erat antara gerakan Mahdiyah dengan kenyataan perkembangan sosial politik Sudan.


Description: gerakan imam mahdi di sudan, imam mahdi, gerakan imam mahdi

Juru Masak Wanita Pribumi dan Rijsttafel Masa Kolonial

Salah satu hal menarik dari masa penjajahan Belanda yaitu persentuhan budaya pribumi dengan Eropa. Persentuhan itu terasa sekali dalam pengaruh cita rasa Belanda terhadap khazanah kuliner pribumi yang dipandang tradisional. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari percampuran orang-orang Belanda dengan wanita pribumi yang menghiasi sejarah kolonialisme Belanda di Indonesia.

Seperti umumnya tatanan masyarakat di tanah koloni, orang Eropa (dalam hal ini Belanda) dikenal sebagai kelas sosial tertinggi yang senantiasa menjaga eksklusivitas atau membatasi hubungan dengan kelas sosial yang dianggap rendah yaitu pribumi. Namun pengaruh masyarakat yang dikoloni nyatanya deras mempengaruhi kehidupan keseharian mereka. Demikian pula sebaliknya masyarakat pribumi menyerap dan terpengaruh unsur-unsur kebudayaan penjajah. Salah satunya dalam hal makanan atau kuliner.

Nilai-nilai budaya yang sudah tertanam dalam kehidupan bangsa Indonesia ini sulit dihapuskan karena sudah menyatu menjadi kebiasaan kolektif masyarakat, sebagaimana tampak dalam wajah kuliner Indonesia. Sebagai contoh, gaya prasmanan sebgai gaya penyajian makanan yang sangat lumrah bagi masyarakat Indonesia saat ini sebenarnya merupakan gaya Eropa yang menggantikan kebiasaan makan pribumi duduk berlesehan di lantai. Selain itu, makanan populer macam perkedel dan supa yang sudah biasa terhidang di meja-meja makan kita sejatinya diadopsi dari kuliner barat.

Pada paruh kedua abad ke-19, rijsttafel menjadi budaya makan kolonial belanda paling mengemuka. Melalui rijsttafel-lah pencitraan budaya makan yang ideal setidaknya mulai dibangun.


A. PENGERTIAN RIJSTTAFEL
Secara Etimologi kata rijsttafel terdiri dari dua suku kata yaitu rijst dan tafel. Dalam bahasa Belanda, rijst berasal dari bahasa Perancis kuno ris; berarti beras, sedangkan tafel dalam bahasa Belanda berasal dari Latin tabula; berarti table atau meja.

Menurut seorang penulis roman Belanda, Victor Ido (1948: 31) dalam buku “Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia”, rijsttafel diartikan sebagai “eten van de rijsmaaltijd een speciale tafel gebruikt” yaitu suatu sajian makan nasi yang dihidangkan secara spesial.

Rijsttafel (dibaca "rèisttafel") merupakan cara penyajian makanan berseri dengan menu dari berbagai daerah di Nusantara yang berkembang dari kolonial Hindia Belanda yang mengadopsi kebiasaan makan menggunakan menu utama dengan nasi. Cara penyajian ini populer di kalangan masyarakat Eropa-Indonesia, namun tetap digemari di Belanda dan dihidupkan lagi di Indonesia pada masa kini.

rijsttafel
Gambar: Rijsttafel

Rijsttafel pada dasarnya adalah konsep penyajian makanan lengkap ala restoran di Eropa, yang diawali dengan makanan pembuka (appetizer), lalu makanan utama (main course), dan diakhiri dengan makanan penutup (dessert). Titik berat ditujukan pada cara penyajian dan kemeriahan. Dalam rijsttafel, makanan yang disajikan bukanlah masakan Eropa melainkan masakan Nusantara, masakan "hibrida" barat dan Nusantara, serta sebagian kecil menu Barat. Menu Barat ini biasanya yang berkaitan dengan menu beralkohol, seperti anggur atau gin.

Menu yang disajikan dengan cara ini bervariasi, tergantung selera. Menu standar biasanya melibatkan nasi goreng, rendang, opor ayam, sate babi, dilengkapi dengan kerupuk dan sambal.


B. JURU MASAK WANITA PRIBUMI MASA KOLONIAL
Kuliner yang kita miliki memiliki berbagai ragam jenis dan sangat kaya itu jelas dan tidak bisa dipungkiri lagi. Penggunaan rempah-rempah untuk bumbu makanan membuat kuliner kita disejajarkan dengan kuliner Prancis yang sangat haute causine. Dalam pandangan Eropa bahwa syarat haute causine umumnya tidak dapat dipisahkan dari penggunaan bahan-bahan makanan yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan. Selain itu, hidangan pribumi identik dan sarat penggunaan bahan rempah-rempah yang tentunya eksotis di mata mereka.

Kekayaan ini telah ada sejak lama bahkan bangsa Belanda yang datang pun mengakui ini. Menurut Onghokham hal ini dapat dijelaskan bahwa sewaktu berkunjung ke Keraton Mataram pada tahun 1656, duta VOC Rijklofs van Goens begitu heran melihat jenis masakan dari daging, ayam, ikan hingga sayuran yang diolah, mulai dari dibakar, digoreng hingga dikukus. Semua ini terhidang untuk menjamu para tamu raja. Melimpahnya hidangan ini merupakan tradisi tahunan keraton ketika para bupati dari tiap daerah membawa upeti bagi raja disertai para pengikut mereka, diantaranya para petani yang wajib bekerja mengabdi di keraton. Para bupati ini juga membawa juru masak sendiri dan biasanya makanan khas daerah tiap bupati ikut dipersembahkan untuk hidangan di meja raja. Hal inilah yang menyebabkan melimpahnya hidangan di meja raja.

Kemunculan dan berkembangnya rijsttafel seperti halnya kebudayaan Indis lain pada mulanya didukung oleh kebiasaan hidup membujang para pejabat Eropa. Larangan membawa istri (kecuali pejabat tinggi) dan mendatangkan wanita Eropa ke Hindia memunculkan terjadinya percampuran darah dengan wanita Eropa ke Hindia memunculkan terjadinya percampuran darah dengan wanita pribumi yang melahirkan generasi campuran (Indo) sehingga turut pula menghasilkan gaya hidup campuran. Selain itu, dibukanya Terusan Suez pada 1869 juga menjadi factor makin singkat dan luasnya percampuran budaya yang ditandai meningkatnya populasi orang Eropa, terutama kaum wanitanya di Hindia Belanda.

Peran koki atau juru masak wanita pribumi yang bekerja menjadi pembantu masak di keluarga Eropa sebenarnya sangat dominan semenjak gelombang kedatangan orang-orang Eropa pada abad ke-19. Juru masak wanita pribumi ini banyak dimanfaatkan oleh orang-orang Eropa untuk mengurusi rumah mereka, karena pada awal kedatangan bangsa Eropa mereka tidak membawa istri dan keluarga mereka. Juru masak wanita pribumi ini sangat besar perannya dalam memperkenalkan budaya makan Indonesia. Dari juru masak wanita pribumi inilah masyarakat Eropa beradaptasi terhadap makanan lokal terutama nasi dan hidangan lainnya. Kebiasaan makan nasi ini menjadikan kebiasaan yang turun menurun dikalangan orang Eropa yang tinggal di Jawa.

Kebiasaan makan nasi bangsa Eropa khususnya orang Belanda yang tinggal di Hindia Belanda akhirnya menciptakan sebuah budaya makan yang bernama rijsttafel. Rijsttafel berarti hidangan nasi dapat juga dikatakan sebagai suatu sajian makan nasi yang disajikan secara special. Menurut Fadly Rahman, rijsttafel yang di kalangan masyarakat pribumi sebagai kebiasaan makan sehari-hari yang biasa maka di kalangan Eropa rijsttafel menjadi gaya hidup yang terkesan mewah. Kesan mewah ini ditampilkan melalui kuantitas hidangan serta aspek penyajiannya. Dan bila dicermati bahwa rijsttafel ini dapat dikatakan memiliki kemiripan dengan tradisi dan kebiasaan makan di Keraton masa lalu.
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa juru masak wanita pribumi ini memiliki andil besar terhadap terbentuknya kebudayaan baru terutama dalam budaya kuliner yang terkadang tidak kita sadari. Seandainya juru masak wanita pribumi ini tidak dipekerjakan dalam rumah tangga Eropa maka budaya rijsttafel tidak akan terbentuk, maka nasi hanya menjadi hidangan biasa.

Kemunculan dan berkembangnya kebudayaan campuran ini, pada mulanya timbul dan didukung oleh karena adanya larangan pejabat Eropa (kecuali pejabat tinggi) membawa istri dan juga karena larangan mendatangkan wanita Eropa ke Hindia Belanda. Untuk mengatasinya mereka mengambil wanita pribumi sebagai “istri” sehingga menghasilkan gaya hidup campuran. Setelah Terusan Suez dibuka (1869) populasi orang Belanda semakin meningkat (juga kaum wanitanya), sehingga berdampak besar pada perubahan sosial budaya. Mereka mau tidak mau harus beradaptasi dengan keadaaan di Hindia Belanda, termasuk dalam hal makanan. Kebiasaan makan nasi dan makanan pribumi lain, dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga Belanda seakan menjadi hal yang tak terpisahkan. Kebiasaan makan nasi dari generasi ke generasi pada akhirnya menjadi budaya tersendiri dalam ruang lingkup kehidupan orang-orang Belanda, yang kemudian memunculkan istilah khusus yaitu rijsttafel. Risj berarti nasi atau beras yang sudah dimasak, tafel selain berarti meja juga bermakna kias untuk hidangan. Nasi yang bagi penduduk pribumi merupakan hidangan biasa sehari-hari, oleh Belanda pada akhirnya dikemas menjadi hidangan yang resmi dan mewah.


C. PERKEMBANGAN RIJSTTAFEL
Keberadaan rijsttafel banyak ditemukan di Pulau Jawa. Pemerintah kolonial yang membentuk sistem pemerintahan modern menegaskan kedudukan dominan di Pulau Jawa sebagai pusat kekuasaan. Secara tak terelakkan, budaya Indis pun banyak berkembang pesat di sisni. Kondisi ini menghasilkan besarnya arus pembaratan di Jawa. Sementara itu, budaya pribumi turut pula memengaruhi kehidupan orang-orang Belanda, seagaimana tampak dalam rijsttafel ini.

Fenomena rijsjttafel sebagai bentuk gaya hidup sebenarnya semacam penekanan seni boga adiluhung terhadap hidangan pribumi. Dalam pandangan orang Eropa syarat seni boga adiluhung tidak dapat dipisahkan dari penggunaan bahan-bahan makanan yang dapat diolah menjadi beragam jenis masakan. Rijsttafel pada dasarnya merupakan fenomena yang muncul dari kebiasaan, lalu membentuk ciri khas budaya makan yang unik. Rijsttafel sendiri memang sangat identik dengan budaya orang-orang Belanda di wilayah koloninya, meskipun kenyataannya, jika melihat segi hidangan, unsur pribumi sangat dominan.Rijsttafel kemudian dikemas menjadi lebih formal dan dijadikan simbol status sosial orang Belanda. Sementara itu pengaruh rijsttafel yang pada awalnya muncul di kalangan elit pribumi (priyayi) tampak dari penggunaan piranti makan Eropa (sendok, garpu, pisau) dan menu hidangan campuran Jawa serta Eropa seperti beafstuk, resoulles, dan soep. Kebalikannya keluarga Belanda dan keturunannya mengenal dan pada waktu-waktu tertentu menghidangkan nasi, soto, nasi goreng, gado-gado, nasi rames, dan sebagainya.

rijsttafel masa kolonial
Gambar: Rijsttafel Masa Kolonial

Memasuki abad ke-20 rijsttafel mengalami semacam formalisasi yang melahirkan berbagai bentuk inovasi penyajian sehingga menunjukkan perkembangan penting dan menarik. Seiring semakin pesatnya perkembangan modernisasi di Jawa, industri pariwisata pun mengalami kemajuan. Hal ini turut membawa dampak terhadap kemunculan sarana wisata seperti hotel. Hotel-hotel kelas satu, untuk memikat para wisatawan, menyediakan makan siang dengan menu rijsttafel. Standar penyajian dikemas semewah mungkin sebagai daya pikat. Apabila penyajian rijsttafel di lingkungan rumah tangga ditunjukkan dengan penggunaan tenaga pelayan dan jumlah hidangan yang disajikan lebih untuk kalangan terbatas, di ruang makan hotel penyajian ditunjukkan dengan besarnya jumlah pelayan serta banyak dan beragamnya kuantitas hidangan untuk konsumsi skala besar.

Popularitas rijsttafel mulai redup ketika Jepang berkuasa di Indonesia (1942). Faktor utama adalah kepulangan orang-orang Belanda ke negeri asal mereka menjelang pendudukan Jepang tersebut, dan pelarangan dari Jepang untuk menggunakan berbagai hal yang berbau Eropa (Belanda).


Description: juru masak wanita pribumi, rijsttafel, rijsttafel masa kolonial

Metodologi Sejarah

Metodologi berasal dari kata Yunani 'metodos', kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu 'metha' yang berarti melalui atau melewati dan 'hodos' yang berarti jalan atau cara. Menurut Webster metodologi yaitu suatu keseluruhan (body) metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep kerja, aturan-aturan, dan postulat-postulat yang digunakan oleh ilmu pengetahuan, seni, atau disiplin; proses, teknik-teknik, atau pendekatan-pendekatan yang dipakai dalam pemecahan suatu masalah atau di dalam mengerjakan sesuatu; suatu atau seperangkat prosedur-prosedur; dasar teoritis dari suatu doktrin filsafat: premis-premis, postulat-postulat, dan konsep-konsep dasar dari suatu filsafat. Suatu ilmu atau kajian tentang metode… menganalisis prinsip-prinsip atau prosedur-prosedur yang harus menuntun penyelidikan dalam suatu bidang (kajian) tertentu (Webster, 1966: 1423).

Sementara itu dalam Kamus The New Lexicon, metodologi mempunyai makna, suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau prosedur; suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang digunakan dalam sains (The New Lexicon. 1989: 628).

Metodologi sejarah merupakan suatu prosedur atau metode yang digunakan untuk tahu bagaimana mengetahui. Metodologi sejarah atau 'science of methods' juga berarti sebagai suatu ilmu yang membicarakan tentang cara, yaitu cara untuk mengetahui bagaimana mengetahui peristiwa yang terjadi dimasa lampau (sejarah). Misalnya seorang sejarawan yang ingin mengetahui sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Dia akan menempuh secara sistematis prosedur penyelidikan dengan menggunakan teknik untuk pengumpulan bahan sejarah sehingga dia dapat menjaring informasi yang dia dapatkan selengkap mungkin. Namun hanya sampai itu saja tidaklah cukup bagi seorang sejarawan karena seorang sejarawan harus dilengkapi juga dengan pengetahuan metodologis ataupun teoritis bahkan filsafat. Artinya bagaimana sejarawan itu menggunakan ilmu metode itu pada tempat yang seharusnya sehingga untuk mengetahui bagaimana mengetahui sejarah itu diperlukanlah suatu ilmu yaitu Metodologi Sejarah. Helius Sjamsuddin (2007: 15).

Dalam metodologi sejarah, seorang sejarawan dituntut harus menguasai metode yang digunakan untuk mengetahui peristiwa di masa lampau, untuk mengetahui peristiwa di masa lampau itu maka dilakukanlah penelitian berupa prosedur penyelidikan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sejarah baik berupa arsip-arsip dan perpustakaan-perpustakaan (di dalam atau di luar negeri) maupun dari wawancara dengan tokoh-tokoh yang masih hidup sehubungan dengan peristiwa bersejarah. Mempelajari metodologi sejarah berarti kita juga menguraikan metode penelitian sejarah, sumber sejarah dan penulisan sejarah. Profesor Kuntowijoyo memberi batasan metodologi sebagai ilmu yang membicarakan jalan, bagaimana metodologi sejarah harus dilakukan. Metodologi harus ditempatkan secara benar, membicarakan teori dan konsep-konsep, dan sumber sejarah yang akan digunakan.


A. HUBUNGAN ANTARA METODE DAN METODOLOGI SEJARAH
Metode berbeda dengan metodologi.  Metode dan metodOlogi mempunyai tugas yang sama yaitu untuk mendapatkan objek yang sedang diteliti oleh seorang peneliti itu sendiri. Hal ini juga ditambahkan oleh Sjamsuddin bahwa metode ada hubungannnya dengan suatu prosedur, proses atau teknik yang sistematis untuk mendapatkan objek yang diteliti. Selain mempunyai tugas yang sama antara metode dan metodelogi mempunyai kegiatan yang berbeda. Ibarat seorang tukang tembok yang jelas mengetahui bagaimana mengetahui dan menguasai (metode) membangun rumah dengan melakukan sendiri penyusunan bata demi bata, pencampuran semen untuk beton dan plester tembok tanpa harus mengetahui segala macam teori dan perhitungan yang cukup rumit. Tetapi seorang insinyur membangun rumah harus menguasai metodologi (ada metode juga) dalam membangun sebuah gedung. Ia merencanakan semua dari awal sampai dengan desainnya, kekuatan bangunannya, keamanan dan kenyamannnnya sampai pada hubungan gedung dengan lingkungan sekitarnya (2007:16). Jadi seorang sejarawan profesional dituntut penguasaan sekaligus metode dan metodologis disiplinnya. Lebih jelasnya oleh Sartono Kartodhirjo menambahkan diantara keduanya. Pertama: metode sebagai bagaimana orang memperoleh pengetahuan (how to know) dan Kedua: metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui 'to know how to know' (Kartodirjo, 1992: 9).


B. KERANGKA DAN ISI DARI METODOLOGI SEJARAH
Kerangka dan isi dari metodologi sejarah meliputi:

1. Fakta
Fakta adalah sesuatu yang diketahui kebenarnya; suatu pernyataan tentang sesuatu yang telah terjadi. Bagi sejarawan, fakta-fakta dapat diumpamakan dengan batu bangunan kajian sejarah. Fakta-fakta yang diperoleh itu masing-masing tidak berdiri sendiri melainkan harus dikaitkan dalam hubungan-hubungan yang bermakna dalam berbagai bentuk yang akan dapat membantunya memahami dan menjelaskan lebih lengkap beberapa bagian dari keberadaan pribadi atau kelompok sosial tertentu.

2. Konsepsi
Konsep adalah hasil dari suatu kegiatan mental membuat generalisasi; suatu gambaran mental yang umum dari kelompok yang diabstraksikan dari aturan-aturan, juga suatu objek intuisi langsung dari pikiran. Dengan sendirinya para sejarawan dapat pula memanfaatkan konsep-konsep yang relevan untuk membantu mereka dalam metodologi dan analisis-analisis historiografi mereka.

3. Generalisasi
Generalisasi merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara konsep-konsep dan berfungsi sebagai pembantu untuk berpikir dan mengerti. Generalisasi bertujuan dua hal: (1) saintifikasi, dan (2) implikasi.  Apakah generalisasi ini benar atau salah, didukung atau ditolak, tentu saja memerlukan pembuktian-pembuktian lebih lanjut. Tetapi selama generalisasi ini dapat dipahami (komunikatif), pernyataanya menjadi titik tolak untuk suatu diskusi dan penelitian ilmiah lebih lanjut.

4. Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentatif yang menyatakan suatu hubungan diantara variabel-variabel. Hipotesis dapat ditarik dari generalisasi-generalisasi dan teori-teori.

5. Teori
Teori digunakan dalam mengidentifikasi dan mendefinisikan suatu keberadaan kolektif; merekonstruksi suatu perangkat kepercayaan menurut arti apa yang disebut suatu analisis karakter kolektif; menguji kebenaran atau ketepatan (verifikasi) penjelasan (eksplanasi) suatu peristiwa kolektif (Lubasz, 1963-1964: 3).

6. Model
Model dalam sejarah dapat dipakai dalam penggunaan luas (umum) atau sempit (khusus). Dalam penggunaan yang lebih umum, model-model itu dapat berupa contoh, paradigma yang melekat pada individu-individu tertentu misalnya Mahatma Gandhi sebagai model tokoh kemanusiaan, Hitler sebagai tokoh yang diktator dan kejam, dll. Dalam penggunaan yang lebih khusus model-model itu dikenakan pada struktur sosial.


Description: metodologi sejarah, metodologi, teori dan metodologi sejarah

Metode Sejarah

Sejarah adalah salah satu cabang dari ilmu sosial yang sangat terbuka. Hal tersebut tergambar dari suatu pendapat yang menyatakan bahwa semua orang mampu menulis sejarah. Konsekuensi dari pendapat tersebut adalah banyaknya tulisan tentang sejarah yang kurang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kadang kala sulit dibedakan antara yang dongeng, mitos, legenda, dan sejenisnya dengan fakta sejarah. Sekarang tulisan-tulisan seperti itu tidak dapat dipertahankan lagi.

Sejarah seharusnya ditulis oleh orang yang mempunyai kompetensi di bidang kesejarahan (sejarawan) yang diharapkan mampu meneliti dan menulis dengan semangat kritis yang tinggi, dalam arti sejak pengumpulan data atau sumber sejarah (yang biasa disebut heuristik) sampai kepada tahap penulisannya (historiografi), harus dilakukan serangkaian kritik sehingga dapat dihasilkan suatu tulisan sejarah yang didasarkan atas fakta-fakta yang benar-benar teruji dan dapat diandalkan. Untuk mencapainya sejarah harus ditulis melalui prosedur yang disebut Metode Sejarah. Metode ini mempunyai empat tahapan yang integral, yakni Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi.


A. PENGERTIAN METODE SEJARAH
Metode sejarah berasal dari dua kata yaitu metode dan sejarah. Kata "metode" memiliki arti cara atau prosedur yang sifatnya sistematis, metode juga dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menjelaskan objek yang dikajinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan guna mencapai apa yang telah ditentukan”. Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, sejarah adalah semua peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Menurut Sartono Kartodirdjo sejarah dapat didefinisikan sebagai berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lampau. Setiap pengungkapannya dapat dipandang sebagai suatu aktualisasi atau pementasan pengalaman masa lampau. Menceritakan suatu kejadian ialah cara membuat hadir kembali (dalam kesadaran) peristiwa tersebut dengan pengungkapan verbal.

Metode sejarah dapat disimpulkan sebagai cara atau prosedur yang sistematis untuk menjelaskan objek kajiannya dalam merekonstruksi masa lampau. Kuntowijoyo mengartikan metode sejarah sebagai petunjuk pelaksaaan dan teknis tentang bahan, kritik dan interpretasi sejarah serta penyajian dalam bentuk tulisan. Metode Sejarah bertujuan memastikan dan mengatakan kembali masa lampau. Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5W dan 1H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Berdasarkan definisi metode sejarah yang dijelaskan, metode sejarah merupakan cara atau teknik dalam merekonsturksi peristiwa pada masa lampau melalui empat tahapan kerja, yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber (eksternal/bahan dan internal/isi), interpretasi (penafsiran) dan historiografi (penulisan kisah sejarah).


B. SISTEMATIKA METODE SEJARAH
1. Heuristik
Heuristik adalah suatu teknik, mencari dan mengumpulkan sumber. Jadi Heuristik adalah tahap mencari, mengumpulkan, menghimpun sumber-sumber, jejak-jejak sejarah yang relevan yang diperlukan untuk dijadikan informasi. Tahap ini merupakan tahap pertama yang harus dilakukan dalam merekonstruksi masa lampau. Ketika kita akan merekonstruksi masa lampau, kita harus melakukan pencarian sumber, dalam pencarian sumber perlu diketahui mengenai jenis-jenis sumber. Sumber dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber tertulis (dokumen, arsip, surat, buku, koran), sumber benda (foto, makam, masjid), dan sumber lisan. Berdasarkan asal-usulnya, sumber dapat dibagi menjadi tiga (dua yang utama), yaitu sumber primer (pelaku, saksi), sumber sekunder (orang yang tidak sezaman dengan peristiwa), dan sumber tersier (karya ilmiah). Penelusuran sumber-sumber ini dapat dilakukan di tempat yang memungkinkan seperti perpustakaan, arsip nasional/daerah, museum, dan dokumen pribadi atau lembaga. Tentu saja, sumber yang dicari di tempat-tempat tersebut harus berkaitan dengan masa lampau yang hendak direkonstruksi.

contoh sumber sejarah
Gambar: Contoh Sumber Sejarah

2. Kritik Sumber
Sumber untuk penulisan sejarah ilmiah bukan sembarang sumber, tetapi sumber-sumber itu terlebih dahulu harus dinilai melalui kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern menilai, apakah sumber itu benar-benar sumber yang diperlukan, apakah sumber itu asli, turunan, atau palsu. Dengan kata lain, kritik ekstern menilai keakuratan sumber (otentisitas). Kritik intern menilai kesahihannya data dalam sumber (kredibilitas). Keaslian sumber (otentisitas) adalah peneliti melakukan pengujian atas asli tidaknya sumber, berarti ia menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan. Bila sumber itu merupakan dokumen tertulis, maka harus diteliti kertasnya, tintanya, gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya, dan hurufnya.
Keshahihan sumber (kreedibilitas) yaitu mencari asal muasal sumber berasal karena kesaksian sumber dalam sejarah adalah faktor terpenting dalam menentukan shahih dan tidaknya bukti atau fakta itu sendiri. Tujuan utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga diperoleh fakta. Setiap data sebaiknya dicatat dalam lembaran lepas (sistem kartu), agar memudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan kerangka tulisan.

3. Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran sejarah disebut juga dengan analisis sejarah. Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber. Jadi interpretasi untuk mendapatkan makna dan saling hubungan antara fakta yang satu dengan yang lainnya. Data atau sumber sejarah yang dikritik akan menghasilkan fakta yang akan digunakan dalam penulisan sejarah. Namun demikian, sejarah itu sendiri bukanlah kumpulan dari fakta, parade tokoh, kronologis peristiwa, atau deskripsi belaka yang apa¬bila dibaca akan terasa kering karena kurang mempunyai makna. Fakta-fakta sejarah harus diinterpretasikan atau ditafsirkan agar sesuatu peristiwa dapat direkonstruksikan dengan baik, yakni dengan jalan menyeleksi, menyusun, mengurangi tekanan, dan menempatkan fakta dalam urutan kausal. Dengan demikian, tidak hanya pertanyaan dimana, siapa, bilamana, dan apa yang perlu dijawab, tetapi juga yang berkenaan dengan kata mengapa dan apa jadinya. Dalam interpretasi, seorang sejarawan tidak perlu terkekang oleh batas-batas kerja bidang sejarah semata, sebab sebenarnya kerja sejarah melingkupi segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk memahami kompleksitas sesuatu peristiwa, maka mau tidak mau sejarah memerlukan pendekatan multidimensi. Dengan demikian, berbagai ilmu bantu perlu dipergunakan dengan tujuan mempertajam analisis sehingga diharapkan dapat diperoleh generalisasi ke tingkat yang lebih sempurna. Perlu pula dikemukakan di sini, bahwa dalam tahapan interpretasi inilah subjektifitas sejarawan bermula dan turut mewarnai tulisannya dan hal itu tak dapat dihindarkan. Walau demikian, seorang sejarawan harus berusaha sedapat mungkin menekan subjektifitasnya dan tahu posisi dirinya sehingga nantinya tidak membias ke dalam isi tulisannya.

4. Historiografi
Historiografi adalah penyajian hasil interpretasi fakta dalam bentuk tulisan. Dapat dikatakan historiografi sebagai puncak dari rangkaian kerja seorang sejarawan, dan dari tahapan inilah dapat diketahui baik buruknya hasil kerja secara keseluruhan. Oleh karena itu dalam penulisan diperlukan kemampuan menyu¬sun fakta-fakta yang bersifat fragmentaris ke dalam tulisan yang sistematis, utuh, dan ko¬munikatif. Dalam penulisan sejarah aspek kronologi sangat penting. Dalam historiografi modern (sejarah kritis), seorang sejarawan yang piawai tidak lagi terpaku kepada bentuk penulisan yang naratif atau deskriptif, tetapi dengan multidimensionalnya lebih mengarah kepada bentuk yang analitis karena dirasakan lebih ilmiah dan mempunyai kemampuan memberi keterangan yang lebih unggul dibandingkan dengan apa yang ditampilkan oleh sejarawan konvensional dengan sejarah naratifnya.


Description: metode sejarah, teori dan metodologi, sejarah

Kerajaan Majapahit

Sesudah Singasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290 M, Singasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.

Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293 M. Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa pahit dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293 M. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi beberapa masalah dalam negeri. Orang-orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir yaitu Kuti, Halayudha ditangkap dan dipenjara, lalu dihukum mati.

candi bajang ratu
Gambar: Candi Bajang Ratu, salah satu peninggalan kerajaan Majapahit


A. PENINGGALAN SEJARAH
Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit, dan sejarahnya tidak jelas. Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton (kitab raja-raja) dalam bahasa Kawi dan Nagarakertagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain. Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supranatural dalam hal dapat mengetahui masa depan. Namun demikian, banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.


B. RAJA-RAJA MAJAPAHIT
1. Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 M - 1309 M)
Raden Wijaya merupakan pendiri kerajaan Majapahit. Pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya dibantu oleh mereka yang turut berjasa dalam merintis berdirinya Kerajaan Majapahit. Aryawiraraja yang sangat besar jasanya diberi kekuasaan atas sebelah Timur meliputi daerah Lumajang, Blambangan. Raden Wijaya memerintah dengan sangat baik dan bijaksana.

2. Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 M - 1328 M)
Anak dan penerus Wijaya, Jayanegara, adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet, yang berarti 'penjahat lemah'. Pada Masa pemerintahannnya ditandai dengan pemberontakan-pemberontakan. Misalnya pemberontakan Ranggalawe 1231 Saka, pemberontakan Lembu Sora 1233 Saka, pemberontakan Juru Demung 1235 Saka, pemberontakan Gajah Biru 1236 Saka, Pemberontakan Nambi, Lasem, Semi, Kuti dengan peristiwa Bandaderga. Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan yang berbahaya, hampir meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Namun pada akhirnya semua itu dapat diatasi. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit.

3. Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 M - 1350 M)
Raja Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang putrapun, oleh karena itu yang seharusnya menjadi raja adalah Gayatri, tetapi karena ia telah menjadi seorang Bhiksu maka digantikan oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu oleh suaminya yang bernama Kartawardhana. Pada tahun 1331 M, timbul pemberontakan yang dilakukan oleh daerah Sadeng dan Keta (Besuki). Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada yang pada saat itu menjabat Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit menggantikan Pu Naga. Gajah Mada kemudian berusaha menunjukkan kesetiaannya, ia bercita-cita menyatukan wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman. Pada tahun 1339 M, Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti palapa adalah sebagai berikut: 'Lamun luwas kalah nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana sun amukti palapa'. Kemudian Gajah Mada melakukan penaklukan-penaklukan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350 M. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk

4. Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 M - 1389 M)
Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun. Ia bergelar Rajasanegara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai keemasannya. Berdasarkan Kitab Negerakertagama dapat diketahui bahwa daerah kekuasaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tetangga. Satu-satunya daerah yang tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang saat itu dibawah kekuasaan Sri Baduga Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan permaisurinya. Setelah putri Sunda, Diah Pitaloka, serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit sebagai upeti. Maka terjadilah perselisihan paham dan akhirnya terjadinya perang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda pun akhirnya bunuh diri.

Tahun 1364 M Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu yang sudah beberapa kali mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan diganti. Untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu Tandi sebagai Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri. Sementara itu Raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389 M.

5. Wikramawardhana (1389 - 1429)
Putri mahkota Kusumawardhani yang naik tahta menggantikan ayahnya bersuamikan Wikramawardhana. Dalam prakteknya Wikramawardhanalah yang menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan Bhre Wirabhumi anak Hayam Wuruk dari selir, karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak menduduki tahta kerajaan walaupun demikian ia masih diberi kekuasaan untuk memerintah di Bagian Timur Majapahit , yaitu daerah Blambangan. Perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi disebut perang Paregreg. Wikramawardhana meninggal tahun 1429 M.


candi wringin lawang
Gambar: Candi Wringin Lawang, salah satu peninggalan kerajaan Majapahit


C. KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN KEBUDAYAAN
Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam bidang perekonomian terutama dalam bidang pelayaran dan perdagangan. Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan. Barang dagangan yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala, kapas dan kayu cendana.

Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting. Sebagai kerajaan produsen, Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat subur. Banyaknya daerah subur tersebut menjadikan kerajaan Majapahit menjadi produsen barang dagangan. Sementara itu sebagai kerajaan perantara, Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya. Keadaan masyarakat yang teratur mendukung terciptanya karya-karya budaya yang bermutu. Bukti-bukti perkembangan kebudayaan di kerajaan Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berikut ini:

Candi: Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegowangi dan Candi Tikus (Trowulan).
candi penataran
Gambar: Candi Penataran

candi tegowangi
Gambar: Candi Tegowangi

candi tikus
Gambar: Candi Tikus

Sastra: Hasil sastra zaman Majapahit dapat kita bedakan menjadi:
Sastra Zaman Majapahit Awal

  • Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca
  • Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Kunjarakarna
  • Kitab Parhayajna
  • Sastra Zaman Majapahit Akhir

Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis dalam bahasa Jawa, diantaranya ada yang ditulis dalam bentuk tembang (kidung) dan yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Hasil sastra terpenting antara lain:

  • Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan Majapahit
  • Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
  • Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora
  • Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe
  • Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
  • Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa
  • Kitab Usana Bali, isinya tentanng kekacauan di Pulau Bali

Selain kitab-kitab tersebut masih ada lagi kitab sastra yang penting pada zaman Majapahit akhir seperti Kitab Paman Cangah, Tantu Pagelaran, Calon Arang, Korawasrama, Babhulisah, Tantri Kamandaka dan Pancatantra.


D. PUNCAK KEJAYAAN MAJAPAHIT
Zaman keemasan Kerajaan Majapahit dimulai sejak diangkatnya Hayam Wuruk, anak Tribhuana Wijayatunggadewi sebagai penguasa Majapahit pada tahun 1350 M. Tribhuana Wijayatunggadewi meletakkan kekuasaannya sebagai ratu tepat setelah ibunya meninggal. Hayam Wuruk, dikenal pula sebagai Rajasanagara, menguasai Majapahit sejak 1350 M – 1389 M. Pada tahun-tahun inilah, Majapahit berada dalam puncak keemasannya. Kesuksesan ini dicapai berkat bantuan patih agung Majapahit, Gajah Mada. Gajah Mada melakukan penaklukan ke berbagai wilayah di Nusantara. Penaklukan ini melalui upaya militer dan diplomatik. Upaya seperti pernikahan antarkeluarga raja pun menjadi jalan untuk melakukan aliansi dengan kerajaan-kerajaan kecil.

peta majapahit
Gambar: Wilayah Kekuasaan Majapahit

Berdasarkan kitab Negrakretagama, wilayah Majapahit pada masa Gajah Mada adalah beberapa kerajaan di Sumatra dan Semenanjung Melayu, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian pulau di Filipina.
Dibawah patih Gajah Mada Majapahit banyak menaklukkan daerah lain. Dengan semangat persatuan yang dimilikinya, dan membuatkan Sumpah Palapa yang berbunyi 'Ia tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil menyatukan seluruh wilayah Nusantara'. Mpu Prapanca dalam bukunya Negarakertagama menceritakan tentang zaman gemilang kerajaan di masa Hayam Wuruk dan juga silsilah raja sebelumnya tahun 1364 Gajah Mada meninggal disusun oleh Hayam Wuruk di tahun 1389 dan kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran.

candi brahu
Gambar: Candi Brahu, salah satu peninggalan kerajaan Majapahit


E. KEMUNDURAN MAJAPAHIT
Majapahit kehilangan tokoh besar seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada meletusnya Perang Paragreg tahun 1401 M - 1406 M merupakan perang saudara memperebutkan kekuasaan daerah bawahan mulai melepaskan diri. Setelah kematian Hayam Wuruk pada 1389 M. Terjadi kekacauan dan perpecahan di dalam keluarga kerajaan. Hal ini dipicu oleh perebutan kekuasaan antara putri mahkota Kusumawardhani yang menikahi Pangeran Wirakramawardhana dengan anak Hayam Wuruk dari pernikahan sebelumnya, yaitu Bhre Wirabhumi. Bhre Wirabhumi yang telah diberi kekuasaan sebagai penguasa daerah (Bupati) di Blambangan. Akan tetapi ternyata Bhre Wirabumi menuntut takhta Majapahit. Shingga terjadilah Perang Paregreg (Perang Saudara) pada tahun 1405 M – 1406 M. Wirakramawardhana menang, sedangkan Bhre Wirabhumi ditangkap. Perang saudara tersebut mengakibatkan lemahnya kekuasaan Majapahit. Selain itu, kekuatan Majapahit mulai tersaingi oleh Kesultanan Malaka yang mulai mengenggam kendali terhadap Selat Malaka. Tahun keruntuhan Majapahit terjadi sekitar 1487 M (atau tahun 1400 Saka) atau 1527 M, ketika Kesultanan Demak yang dipimpin Raden Patah merebut Daha yang dijadikan ibu kota Majapahit oleh Ranawijaya.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Majapahit antara lain sebagai berikut:
  1. Tidak ada lagi tokoh-tokoh yang kuat di pusat pemerintahan yang dapat mempertahankan kesatuan wilayah sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk.
  2. Terjadinya perang paregreg (perang saudara).
  3. Banyak daerah-daerah jajahan yang melepaskan diri dari kekuasaan
    Majapahit.
  4. Masuk dan berkembangnya agama Islam.

Setelah mengalami kemunduran, akhirnya Majapahit runtuh. Dalam hal ini ada dua pendapat:
  1. Tahun 1478, yakni adanya serangan Girindrawardana dari Kediri. Peristiwa tersebut diberi candrasengkala 'Hilang Sirna Kertaning Bhumi' yang berarti tahun 1400 Saka / 1478 M.
  2. Tahun 1526, yakni adanya serangan tentara dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah. Serangan Demak ini menandai berakhirnya kekuasaan Hindu di Jawa.


Description: kerajaan majapahit, majapahit, kerajaan hindu budha

Revolusi Mesir 1952

Mesir adalah sebuah negara yang makmur berkat adanya aliran Sungai Nil. Tetapi ketika masa kekuasaan Khedive Ismail (1863-1897), Mesir mengalami penurunan dalam segi ekonomi dan stabilitas sosial. Kebangkrutan dialami Mesir karena Ismail yang boros dalam melakukan pembelanjaan, sehingga Mesir mengalami defisit hingga terlilit hutang terhadap Inggris. Ismail menjual saham-sahamnya yang ada dimaskapai Terusan Suez kepada Inggris. Hal inilah awal mula Inggris menanamkan intervensinya di Mesir.
Mesir terus mengalami kebangkrutan walau telah menjual sahamnya di Terusan Suez. Akhirnya Inggris memberikan pinjaman tetapi dengan syarat Inggris boleh memasukan orangnya untuk menjadi menteri keuangan agar keuangan Mesir cepat pulih dan berkembang menjadi negara maju. Tapi bukan itu sebenarnya tujuan dari Inggris. Inggris hanya memanfaatkan ini agar bisa masuk dan berpengaruh secara langsung terhadap Mesir. Inggris pun akhirnya berhasil menggerakan Mesir dengan strateginya. Memunculkan kebijakan-kebijakan dari Inggris untuk orang Mesir. Mulai dari sini muncul gerakan-gerakan nasionalisme Mesir, “Mesir hanya untuk orang Mesir”. Akan tetapi gerakan ini mampu ditumpas dan diakhiri. Tahun 1922, Mesir memperoleh kemerdekaannya, akan tetapi kemerdekaan itu hanya semu, Inggris masih bercokol di Mesir. Tiba saatnya penguasaan Mesir oleh Raja Farouk, seorang raja yang paling kaya dan paling tamak. Dia pun masih ada dibawah pengaruh inggris. Hingga muncullah gerakan-gerakan nasionalis Mesir.

bendera mesir
Gambar: Bendera Mesir


A. LATAR BELAKANG TERJADINYA REVOLUSI
Mesir merupakan salah satu negara yang pernah dijajah Inggris. Semasa zaman penjajahan itu telah menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri masyarakat Mesir untuk berjuang menggapai kemerdekaan negaranya. Inisiatif untuk melakukan gerakan pemberontakan sudah menggebu-gebu dalam diri para perwira muda militer yang selama ini berada dibawah kontrol kerajaan. Pada tahun 1939, para perwira muda tersebut mendirikan Organisasi Perwira Bebas yang merupakan sebuah organisasi rahasia pertama yang beranggotakan perwira-perwira angkatan bersenjata. Organisasi Perwira Bebas ini kemudian kian berkembang pesat. Para perwira yang tergabung dalam organisasi ini berencana melakukan perlawanan bersenjata untuk menolak kehadiran Inggris di Mesir. Kudeta dilakukan atas dasar ketidakpuasan para perwira terhadap kekuasaan Farouk yang bergaya kemewahan. Raja Farouk yang masih remaja ini hidup dalam kemewahan. Kendati memiliki banyak tanah yang luas, istana megah, dan dan ratusan mobil, raja Farouk tidak pernah merasa puas dengan kekayaannya itu. Bahkan raja Farouk sering melancong ke Eropa untuk berbelanja. Selain itu pada masa-masa sulit semasa Perang Dunia II, Raja Farouk sering dikritik karena cara hidupnya yang mewah. Keputusan Raja Farouk untuk tetap menyalakan semua lampu istananya di Alexandria saat seluruh lampu di kota dimatikan ketika terjadi pengeboman yang dilakukan tentara Italia, menyebabkan Raja Farouk kian dibenci.

raja farouk
Gambar: Raja Farouk


B. PERAN GAMAL ABDUL NASSER
Gamal Abdul Nasser lahir pada tanggal 15 Januari 1918 di Alexandria. Ayahnya adalah seorang tukang pos. Nama Gamal adalah pemberian ibunya, kemudian ayahnya menerima dengan gembira. Abdul Nasser karena keadaan negerinya yang tidak stabil membuat ia sering berpindah-pindah, dari Alexandria pindah ke Khathathibah dan disanalah ia mulai mengecap pendidikan di bangku sekolah, kemudian pindah ke kairo dan tinggal bersama pamannya.

Gamal Abdul Nasser pada waktu mudanya aktif melakukan demonstrasi atau penentangan terhadap pengaruh Inggris di Mesir. Dia memasuki sekolah menengah al Nadlah di Kairo dan lulus pada tahun 1936, sebelumnya Ia pernah sekolah di Ra’is al Tin di Alexandria. Pendidikan Militernya dimulai setelah dua kali melamar di Kulliyah Harbiyah (semacam Akademi Militer) yaitu pada tahun 1937. Selanjutnya berhasil menamatkan pendidikannya pada umur 20 tahun, yakni pada tahun 1938 dengan pangkat letnan dua.

gamal abdul nasser
Gambar: Gamal Abdul Nasser

Pada bulan Desember 1939, ia bersama-sama dengan satu batalion infanteri pindah ke Sudan, di sana ia berjumpa dengan Abdul Hakim Amir yang kelak menjadi rekannya dalam Revolusi Mesir. Pada tahun 1942, ia kembali ke Kairo dan mengajar di Akademi Militer kemudian masuk Dinas Pendidikan Tinggi Militer di Kullyyah Arkan al Harb dan lulus pada tahun 1948. Selanjutnya bergabung dengan pasukan infanteri menuju Palestina dalam peperangan melawan Israel. Karir militer Gamal Abdul Nasser yang begitu dini tidaklah terlalu istimewa, namun pada usia yang cukup muda sudah mampu menggalang persahabatan dengan opsir-opsir yang kelak menjadi pendukungnya dalam usaha kudeta terhadap Raja Farouk.


C. REVOLUSI dan HASILNYA
Tanggal 23 Juli, memiliki makna tersendiri bagi bangsa Mesir, serupa dengan “hari keramat” bagi bangsa Indonesia pada 17 Agustus, yang setiap tahun diperingati sebagai tonggak sejarah negara modern dan berdaulat. Berbeda dengan Indonesia, yang Hari Nasionalnya diadopsi dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Mesir justru menetapkan Hari Nasionalnya pada Revolusi 23 Juli 1952, yakni peralihan bentuk negara Kerajaan menjadi Republik. Mesir sendiri memperoleh kemerdekaan dari penjahah Inggris pada 28 Januari 1922, namun tanggal tersebut tampaknya tidak pernah diperingatinya.
Revolusi 23 Juli 1952 itu diawali dengan kudeta militer yang diprakarsai oleh beberapa perwira muda Angatan Darat pimpinan Letnan Kolonel Gamal Abdul Nasser. Para perwira muda yang menamakan dirinya “Gerakan Perwira Bebas” itu berupaya menumbangkan Raja Farouk dan menghapus konstitusi monarki untuk mengubah bentuk negara kerajaan menjadi republik. Keberhasilan revolusi Mesir tersebut menyumbangkan inspirasi bagi sejumlah negara Asia dan Afrika untuk melakukan gerakan serupa untuk menumbangkan apa yang disebut sebagai rezim korup.

revolusi mesir 1952
Gambar: Revolusi Mesir 1952

Revolusi yang dinilai berhasil dan mendapat dukungan rakyat itu bertumpu pada tiga alasan ketidakpuasan. Pertama adalah ketidakpuasan atas berdirinya negara Israel di tanah Palestina pada 1948. Raja Farouk dinilai terlalu lemah dalam mempertahankan negara Palestina. Kedua, ialah penguasa Monarki dinilai melakukan korupsi dan terlalu pro-Inggris, bekas penjajah Mesir dan Palestina, yang dikenal sebagai salah satu negara yang menyokong berdirinya negara Israel. Ketiga, ketidakpuasan publik atas menjalarnya korupsi dan penyelewengan kekuasaan yang merata di hampir semua lembaga pemerintahan. Kemarahan rakyat kian memuncak ketika pasukan Inggris menyerang barak-barak polisi di kota Ismailiah pada 25 Januari 1952, sehingga menewaskan 50 perwira polisi dan melukai ratusan personil lagi. Pada hari berikutnya, 26 Januari yang juga disebut sebagai As-Sabt Al-Aswad (Sabtu Hitam), rakyat turun ke jalan-jalan di Kairo dan sejumlah kota lain. Kata-kata “revolusi kedua” dikumandangkan oleh para demontran yang mengingatkan revolusi pertama Mesir pada musim semi 1919, yang diprakarsai Saad Zaghlul, pemimpin Gerakan Nasionalis yang dikucilkan Inggris di Malta.

Revolusi pertama tersebut berhasil mengusir kaum penjajah Inggris dan diproklamasikannya kemerdekaan Mesir pada 22 Januari 1922. Kendati sudah merdeka, pengaruh Inggris masih tetap merebak, sehingga Mesir tak ubahnya dengan negara boneka. Sabtu Hitam itu membuat Kairo seperti lautan api. Massa yang tak terkendali menyerang kepentingan-kepentingan asing, hotel, kantor penerbangan, bioskop, klub malam. Raja Farouk mulai kehilangan kepercayaan rakyat dan pikirannya benar-benar buntu. Kebuntuan pikiran sang raja terlihat dari gonta-gantinya pemerintah. Dalam jangka waktu enam bulan menjelang revolusi, Raja Farouk melakukan empat kali pembentukan pemerintah. Mula-mula Raja Farouk membubarkan pemerintah pimpinan perdana menteri (PM) Mustafa En-Nahhas dan mengangkat PM Ali Maher (27 Januari-1 Maret 1952), berikutnya PM Ahmed Naguib El-Hilali (2 Maret-29 Juni 1952), PM Hussein Sirri (2-20 Juli 1952), dan sehari menjelang revomusi, Ahmed Naguib El-Hilali diangkat kembali sebagai PM (22-23 Juli 1952).

revolusi mesir
Gambar: Revolusi Mesir

Kudeta itu sendiri awalnya dijadwalkan pada 5 Agustus 1952, namun kalangan anggota Gerakan Perwira Bebas yang dimotori Letkol Gamal Abdel Nasser mendesak agar mereka segera beraksi. Jenderal Mohamed Naguib, salah seorang tokoh Gerakan Perwira Bebas yang dituakan, pun mengamini desakan untuk mempercepat aksi kudeta. Akhirnya, hari Rabu, 23 Juli 1952, pukul 07:30 waktu Kairo (12:30 WIB), dari stasiun Radio Nasional Mesir terdengar maklumat revolusi yang dibacakan Letkol Anwar Saddat, anggota Gerakan Perwira Bebas. “Mesir telah melewati masa kritis yang diakibatkan oleh korupsi, kolusi, kekacauan keamanan dan ketidakstabilan pemerintahan. Lebih parah lagi, angkatan bersenjata yang sangat lemah mengakibatkan kekalahan besar dalam perang mempertahankan Palestina melawan Zionis Yahudi,” begitu antara lain Maklumat Revolusi yang dibacakan Letkol Saddat, presiden 1970-1981.

Aksi revolusi itu berlanjut hingga Dewan Komando Revolusi memproklamasikan Republik Mesir pada 18 Juni 1953 dengan Jenderal Muhamed Naguib sebagai presiden pertama. Presiden Naguib sebetulnya hanya dijadikan boneka oleh kelompok Gerakan Perwira Bebas. Pemimpin sebenarnya adalah Letkol Gamal Abdel Nasser, yang dikenal sebagai arsitek revolusi 1952. Presiden Naguib pun dipaksa mengundurkan diripada 1954, dan seperti telah diduga, Gamal Abdel Nasser mengambil-alih jabatan presiden hingga ia wafat pada tahun 1970.

terusan suez
Gambar: Terusan Suez

Pada masa pemerintahannya, Gamal Abdul Nasser membangkitkan Nasionalisme Arab dan Pan Arabisme, menasionalisasi Terusan Suez yang mengakibatkan krisis Suez yang membuat Mesir berhadapan dengan Perancis, Inggris dan Israel yang memiliki kepentingan terhadap terusan itu. Krisis ini berakhir dengan keputusan dunia Internasional yang menguntungkan Mesir serta Terusan Suez resmi berada dalam kedaulatan Mesir. Kemudian Gamal mengadakan proyek infrastruktur besar-besaran diantaranya adalah proyek Bendungan Aswan dengan bantuan pemerintah Uni Soviet. Setelah kalah dalam Perang Enam Hari dengan Israel pada tahun 1967, Gamal Abdul Nasser ingin menarik diri dari dunia politik tetapi rakyat Mesir menolaknya. Gamal Abdul Nasser sekali lagi memimpin Mesir dalam Peperangan 1969-1970 (War of Atrition). Gamal Abdul Nasser meninggal akibat penyakit jantung dua minggu setelah peperangan usai pada 28 September 1970. Gamal Abdul Nasser digantikan olehAnwar Sadat.


Description: revolusi mesir tahun 1952, revolusi mesir 1952, revolusi mesir