Historiografi pada masa revolusi terdapat banyak sekali tulisan-tulisan yang berkembang dan ditulis oleh sejarawan-sejarawan nasional pada masa itu. Penulisan-penulisan tersebut dilakukan, salah satunya ialah untuk meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia yang saat itu sedang menginjak masa-masa kebebasan dari belenggu penjajajah. Sehingga tidak aneh jika pada historiografi Indonesia masa revolusi begitu banyak penulisan tentang pahlawan-pahlawan dan tokoh-tokoh nasional. Tokoh-tokoh nasional ini dijadikan simbol nasionalisme dan identitas bangsa.
Penulisan pada masa revolusi ini merupakan historiografi peralihan dari historiografi tradisional ke historiografi modern. Pada historiografi masa revolusi ini penulisannya sudah bukan lagi berbicara tentang mitos-mitos dan religius, akan tetapi sudah mulai memasuki babakan penulisan ke arah penulisan modern. Peralihan historiografi ini menunjukkkan bahwa dari bangsa Indonesia sendiri memiliki orang-orang yang mau menulis peristiwa sejarah yang benar sesuai fakta.
A. CIRI-CIRI HISTORIOGRAFI MASA REVOLUSI
Dalam setiap perkembangannya Historiografi di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri baik dalam tulisan maupun tata cara penulisannya, begitu juga yang terjadi dalam penulisan sejarah pasca revolusi. Menurut Sartono Kartodirjo dalam bukunya Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia (1982:23. Literatur sejarah sejak Proklamasi mengalami “booming period”, hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah historiografi Indonesia.
Historiografi pada masa revolusi memiliki banyak ciri yang membedakannya dengan historiografi pada masa sebelumnya maupun sesesudahnya. Adapun ciri historiografi pada masa revolusi ialah sebagai berikut:
Jenis penulisan-penulisan pada masa revolusi perlu kita hargai dalam hubungannya dengan fungsi sosio-politik, yaitu untuk membangkitkan rasa nasionalisme pada masa itu.
Sementara menurut Danar Widayanto mengatakan bahwa ciri-ciri historiografi pada masa revolusi ialah:
Gambar: A.H. Nasution
B. KARYA-KARYA PENULISAN MASA REVOLUSI
Pada masa revolusi muncul karangan yang menunjukkan betapa ciri-ciri nasionalisme mendominasi karangan pada masa itu (Kartodirjo, 1982: 23). Karangan-karangan yang ada pada masa revolusi diantaranya sebagai berikut:
1. Nasution “Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia”
2. Nasution “Pokok-Pokok Perang Gerilya”
3. Mohammad Yamin “6000 Tahun Sang Merah Putih”
4. Mohammad Yamin “Gajah Mada”
5. Mohammad Yamin “Diponegoro”
C. PENGARUH HISTORIOGRAFI MASA REVOLUSI TERHADAP HISTORIOGRAFI MODERN INDONESIA
Sejak tercapainya kemerdekaan Indonesia, Sejarah Nasional menjadi keperluan yang sangat penting terutama dalam bidang pendidikan karena Sejarah Nasional memegang peranan penting dalam menggalang kesadaran nasional kepada pelajar (Kartodirjo, 1982: 29). Historiografi kolonial tidak relevan lagi dengan cerita tentang masa lampau bangsa Indonesia, maka pemikiran baik sebelum maupun sesudah Seminar Sejarah Nasional pertama di Yogyakarta pada akhir tahun 1957 telah brhasil menerobos kerangka kolonial dari dari Sejarah Indonesia serta mengganti pandangan Eropasentris ke Indonesiasentris.
Gambar: Muhammad Yamin
Penulis sejarah pada masa pergerakan ini adalah dalam rangka pencarian subyektifitas dari peristiwa sejarah masa lampau. Masa lampau dipelajari bukan hanya untuk pengetahuan semata, tapi juga demi suatu peristiwa yang bisa dijadikan pelajaran pada masa sekarang. Karena peristiwa sejarah itu memiliki keistimewaan yaitu peristiwanya terjadi hanya satu kali saja. Jadi dalam menggali kembali sejarah masa lampau harus benar-benar teliti supaya tidak terjadi kerancauan di kemudian hari. Sejarah pada zaman revolusi ini terjadi ketika Indonesia mulai adanya pergerakan untuk mencapi suatu kemerdekaan. Penulisan ini dilakukan hanya untuk mendapatkan kebenaran akan kejadian masa lampau dengan adanya metodologi dalam penulisannya.
Description: historiografi indonesia masa revolusi, historiografi masa revolusi, historiografi masa revolusi indonesia
Penulisan pada masa revolusi ini merupakan historiografi peralihan dari historiografi tradisional ke historiografi modern. Pada historiografi masa revolusi ini penulisannya sudah bukan lagi berbicara tentang mitos-mitos dan religius, akan tetapi sudah mulai memasuki babakan penulisan ke arah penulisan modern. Peralihan historiografi ini menunjukkkan bahwa dari bangsa Indonesia sendiri memiliki orang-orang yang mau menulis peristiwa sejarah yang benar sesuai fakta.
A. CIRI-CIRI HISTORIOGRAFI MASA REVOLUSI
Dalam setiap perkembangannya Historiografi di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri baik dalam tulisan maupun tata cara penulisannya, begitu juga yang terjadi dalam penulisan sejarah pasca revolusi. Menurut Sartono Kartodirjo dalam bukunya Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia (1982:23. Literatur sejarah sejak Proklamasi mengalami “booming period”, hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah historiografi Indonesia.
Historiografi pada masa revolusi memiliki banyak ciri yang membedakannya dengan historiografi pada masa sebelumnya maupun sesesudahnya. Adapun ciri historiografi pada masa revolusi ialah sebagai berikut:
- Penulisannya bersifat Indonesiasentris bukan Eropasentris.
- Banyak biografi dari tokoh maupun pahlawan nasional yang diterbitkan, seperti Teuku umar, Imam Bonjol, Patimura, Diponegoro, dan masih banyak lainnya.
- Tulisan merupakan ekspresi dalam semangat nasionalistis yang berkobar-kobar dalam periode post revolusi.
- Tokoh-tokoh nasional menjadi simbol kenasionalan serta menjadi indentitas bangsa yang menghilang pada masa kolonial. (Kartodirjo, 1982:23)
Jenis penulisan-penulisan pada masa revolusi perlu kita hargai dalam hubungannya dengan fungsi sosio-politik, yaitu untuk membangkitkan rasa nasionalisme pada masa itu.
Sementara menurut Danar Widayanto mengatakan bahwa ciri-ciri historiografi pada masa revolusi ialah:
- Dalam penulisannya telah menggunakan metodolog yang bener
- Hasil tulisan sejarahnya runtut.maksudnya tidak hanya menceritakan alur cerita yang panjang lebar tapi menuliskan sebab-akibat dari suatu peristiwa sesuai dengan fakta yang ada.
B. KARYA-KARYA PENULISAN MASA REVOLUSI
Pada masa revolusi muncul karangan yang menunjukkan betapa ciri-ciri nasionalisme mendominasi karangan pada masa itu (Kartodirjo, 1982: 23). Karangan-karangan yang ada pada masa revolusi diantaranya sebagai berikut:
1. Nasution “Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia”
2. Nasution “Pokok-Pokok Perang Gerilya”
3. Mohammad Yamin “6000 Tahun Sang Merah Putih”
4. Mohammad Yamin “Gajah Mada”
5. Mohammad Yamin “Diponegoro”
C. PENGARUH HISTORIOGRAFI MASA REVOLUSI TERHADAP HISTORIOGRAFI MODERN INDONESIA
Sejak tercapainya kemerdekaan Indonesia, Sejarah Nasional menjadi keperluan yang sangat penting terutama dalam bidang pendidikan karena Sejarah Nasional memegang peranan penting dalam menggalang kesadaran nasional kepada pelajar (Kartodirjo, 1982: 29). Historiografi kolonial tidak relevan lagi dengan cerita tentang masa lampau bangsa Indonesia, maka pemikiran baik sebelum maupun sesudah Seminar Sejarah Nasional pertama di Yogyakarta pada akhir tahun 1957 telah brhasil menerobos kerangka kolonial dari dari Sejarah Indonesia serta mengganti pandangan Eropasentris ke Indonesiasentris.
Penulis sejarah pada masa pergerakan ini adalah dalam rangka pencarian subyektifitas dari peristiwa sejarah masa lampau. Masa lampau dipelajari bukan hanya untuk pengetahuan semata, tapi juga demi suatu peristiwa yang bisa dijadikan pelajaran pada masa sekarang. Karena peristiwa sejarah itu memiliki keistimewaan yaitu peristiwanya terjadi hanya satu kali saja. Jadi dalam menggali kembali sejarah masa lampau harus benar-benar teliti supaya tidak terjadi kerancauan di kemudian hari. Sejarah pada zaman revolusi ini terjadi ketika Indonesia mulai adanya pergerakan untuk mencapi suatu kemerdekaan. Penulisan ini dilakukan hanya untuk mendapatkan kebenaran akan kejadian masa lampau dengan adanya metodologi dalam penulisannya.
Description: historiografi indonesia masa revolusi, historiografi masa revolusi, historiografi masa revolusi indonesia