Cari kaos bagus? yuk merapat di Distro Surfingan

Kerajaan Majapahit

Sesudah Singasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290 M, Singasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.

Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293 M. Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa pahit dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293 M. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi beberapa masalah dalam negeri. Orang-orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir yaitu Kuti, Halayudha ditangkap dan dipenjara, lalu dihukum mati.

candi bajang ratu
Gambar: Candi Bajang Ratu, salah satu peninggalan kerajaan Majapahit


A. PENINGGALAN SEJARAH
Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit, dan sejarahnya tidak jelas. Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton (kitab raja-raja) dalam bahasa Kawi dan Nagarakertagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain. Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supranatural dalam hal dapat mengetahui masa depan. Namun demikian, banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.


B. RAJA-RAJA MAJAPAHIT
1. Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 M - 1309 M)
Raden Wijaya merupakan pendiri kerajaan Majapahit. Pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya dibantu oleh mereka yang turut berjasa dalam merintis berdirinya Kerajaan Majapahit. Aryawiraraja yang sangat besar jasanya diberi kekuasaan atas sebelah Timur meliputi daerah Lumajang, Blambangan. Raden Wijaya memerintah dengan sangat baik dan bijaksana.

2. Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 M - 1328 M)
Anak dan penerus Wijaya, Jayanegara, adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet, yang berarti 'penjahat lemah'. Pada Masa pemerintahannnya ditandai dengan pemberontakan-pemberontakan. Misalnya pemberontakan Ranggalawe 1231 Saka, pemberontakan Lembu Sora 1233 Saka, pemberontakan Juru Demung 1235 Saka, pemberontakan Gajah Biru 1236 Saka, Pemberontakan Nambi, Lasem, Semi, Kuti dengan peristiwa Bandaderga. Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan yang berbahaya, hampir meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Namun pada akhirnya semua itu dapat diatasi. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit.

3. Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 M - 1350 M)
Raja Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang putrapun, oleh karena itu yang seharusnya menjadi raja adalah Gayatri, tetapi karena ia telah menjadi seorang Bhiksu maka digantikan oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu oleh suaminya yang bernama Kartawardhana. Pada tahun 1331 M, timbul pemberontakan yang dilakukan oleh daerah Sadeng dan Keta (Besuki). Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada yang pada saat itu menjabat Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit menggantikan Pu Naga. Gajah Mada kemudian berusaha menunjukkan kesetiaannya, ia bercita-cita menyatukan wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman. Pada tahun 1339 M, Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti palapa adalah sebagai berikut: 'Lamun luwas kalah nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana sun amukti palapa'. Kemudian Gajah Mada melakukan penaklukan-penaklukan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350 M. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk

4. Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 M - 1389 M)
Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun. Ia bergelar Rajasanegara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai keemasannya. Berdasarkan Kitab Negerakertagama dapat diketahui bahwa daerah kekuasaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tetangga. Satu-satunya daerah yang tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang saat itu dibawah kekuasaan Sri Baduga Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan permaisurinya. Setelah putri Sunda, Diah Pitaloka, serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit sebagai upeti. Maka terjadilah perselisihan paham dan akhirnya terjadinya perang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda pun akhirnya bunuh diri.

Tahun 1364 M Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu yang sudah beberapa kali mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan diganti. Untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu Tandi sebagai Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri. Sementara itu Raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389 M.

5. Wikramawardhana (1389 - 1429)
Putri mahkota Kusumawardhani yang naik tahta menggantikan ayahnya bersuamikan Wikramawardhana. Dalam prakteknya Wikramawardhanalah yang menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan Bhre Wirabhumi anak Hayam Wuruk dari selir, karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak menduduki tahta kerajaan walaupun demikian ia masih diberi kekuasaan untuk memerintah di Bagian Timur Majapahit , yaitu daerah Blambangan. Perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi disebut perang Paregreg. Wikramawardhana meninggal tahun 1429 M.


candi wringin lawang
Gambar: Candi Wringin Lawang, salah satu peninggalan kerajaan Majapahit


C. KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN KEBUDAYAAN
Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam bidang perekonomian terutama dalam bidang pelayaran dan perdagangan. Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan. Barang dagangan yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala, kapas dan kayu cendana.

Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting. Sebagai kerajaan produsen, Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat subur. Banyaknya daerah subur tersebut menjadikan kerajaan Majapahit menjadi produsen barang dagangan. Sementara itu sebagai kerajaan perantara, Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya. Keadaan masyarakat yang teratur mendukung terciptanya karya-karya budaya yang bermutu. Bukti-bukti perkembangan kebudayaan di kerajaan Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berikut ini:

Candi: Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegowangi dan Candi Tikus (Trowulan).
candi penataran
Gambar: Candi Penataran

candi tegowangi
Gambar: Candi Tegowangi

candi tikus
Gambar: Candi Tikus

Sastra: Hasil sastra zaman Majapahit dapat kita bedakan menjadi:
Sastra Zaman Majapahit Awal

  • Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca
  • Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Kunjarakarna
  • Kitab Parhayajna
  • Sastra Zaman Majapahit Akhir

Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis dalam bahasa Jawa, diantaranya ada yang ditulis dalam bentuk tembang (kidung) dan yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Hasil sastra terpenting antara lain:

  • Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan Majapahit
  • Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
  • Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora
  • Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe
  • Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
  • Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa
  • Kitab Usana Bali, isinya tentanng kekacauan di Pulau Bali

Selain kitab-kitab tersebut masih ada lagi kitab sastra yang penting pada zaman Majapahit akhir seperti Kitab Paman Cangah, Tantu Pagelaran, Calon Arang, Korawasrama, Babhulisah, Tantri Kamandaka dan Pancatantra.


D. PUNCAK KEJAYAAN MAJAPAHIT
Zaman keemasan Kerajaan Majapahit dimulai sejak diangkatnya Hayam Wuruk, anak Tribhuana Wijayatunggadewi sebagai penguasa Majapahit pada tahun 1350 M. Tribhuana Wijayatunggadewi meletakkan kekuasaannya sebagai ratu tepat setelah ibunya meninggal. Hayam Wuruk, dikenal pula sebagai Rajasanagara, menguasai Majapahit sejak 1350 M – 1389 M. Pada tahun-tahun inilah, Majapahit berada dalam puncak keemasannya. Kesuksesan ini dicapai berkat bantuan patih agung Majapahit, Gajah Mada. Gajah Mada melakukan penaklukan ke berbagai wilayah di Nusantara. Penaklukan ini melalui upaya militer dan diplomatik. Upaya seperti pernikahan antarkeluarga raja pun menjadi jalan untuk melakukan aliansi dengan kerajaan-kerajaan kecil.

peta majapahit
Gambar: Wilayah Kekuasaan Majapahit

Berdasarkan kitab Negrakretagama, wilayah Majapahit pada masa Gajah Mada adalah beberapa kerajaan di Sumatra dan Semenanjung Melayu, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian pulau di Filipina.
Dibawah patih Gajah Mada Majapahit banyak menaklukkan daerah lain. Dengan semangat persatuan yang dimilikinya, dan membuatkan Sumpah Palapa yang berbunyi 'Ia tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil menyatukan seluruh wilayah Nusantara'. Mpu Prapanca dalam bukunya Negarakertagama menceritakan tentang zaman gemilang kerajaan di masa Hayam Wuruk dan juga silsilah raja sebelumnya tahun 1364 Gajah Mada meninggal disusun oleh Hayam Wuruk di tahun 1389 dan kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran.

candi brahu
Gambar: Candi Brahu, salah satu peninggalan kerajaan Majapahit


E. KEMUNDURAN MAJAPAHIT
Majapahit kehilangan tokoh besar seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada meletusnya Perang Paragreg tahun 1401 M - 1406 M merupakan perang saudara memperebutkan kekuasaan daerah bawahan mulai melepaskan diri. Setelah kematian Hayam Wuruk pada 1389 M. Terjadi kekacauan dan perpecahan di dalam keluarga kerajaan. Hal ini dipicu oleh perebutan kekuasaan antara putri mahkota Kusumawardhani yang menikahi Pangeran Wirakramawardhana dengan anak Hayam Wuruk dari pernikahan sebelumnya, yaitu Bhre Wirabhumi. Bhre Wirabhumi yang telah diberi kekuasaan sebagai penguasa daerah (Bupati) di Blambangan. Akan tetapi ternyata Bhre Wirabumi menuntut takhta Majapahit. Shingga terjadilah Perang Paregreg (Perang Saudara) pada tahun 1405 M – 1406 M. Wirakramawardhana menang, sedangkan Bhre Wirabhumi ditangkap. Perang saudara tersebut mengakibatkan lemahnya kekuasaan Majapahit. Selain itu, kekuatan Majapahit mulai tersaingi oleh Kesultanan Malaka yang mulai mengenggam kendali terhadap Selat Malaka. Tahun keruntuhan Majapahit terjadi sekitar 1487 M (atau tahun 1400 Saka) atau 1527 M, ketika Kesultanan Demak yang dipimpin Raden Patah merebut Daha yang dijadikan ibu kota Majapahit oleh Ranawijaya.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Majapahit antara lain sebagai berikut:
  1. Tidak ada lagi tokoh-tokoh yang kuat di pusat pemerintahan yang dapat mempertahankan kesatuan wilayah sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk.
  2. Terjadinya perang paregreg (perang saudara).
  3. Banyak daerah-daerah jajahan yang melepaskan diri dari kekuasaan
    Majapahit.
  4. Masuk dan berkembangnya agama Islam.

Setelah mengalami kemunduran, akhirnya Majapahit runtuh. Dalam hal ini ada dua pendapat:
  1. Tahun 1478, yakni adanya serangan Girindrawardana dari Kediri. Peristiwa tersebut diberi candrasengkala 'Hilang Sirna Kertaning Bhumi' yang berarti tahun 1400 Saka / 1478 M.
  2. Tahun 1526, yakni adanya serangan tentara dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah. Serangan Demak ini menandai berakhirnya kekuasaan Hindu di Jawa.


Description: kerajaan majapahit, majapahit, kerajaan hindu budha

Revolusi Mesir 1952

Mesir adalah sebuah negara yang makmur berkat adanya aliran Sungai Nil. Tetapi ketika masa kekuasaan Khedive Ismail (1863-1897), Mesir mengalami penurunan dalam segi ekonomi dan stabilitas sosial. Kebangkrutan dialami Mesir karena Ismail yang boros dalam melakukan pembelanjaan, sehingga Mesir mengalami defisit hingga terlilit hutang terhadap Inggris. Ismail menjual saham-sahamnya yang ada dimaskapai Terusan Suez kepada Inggris. Hal inilah awal mula Inggris menanamkan intervensinya di Mesir.
Mesir terus mengalami kebangkrutan walau telah menjual sahamnya di Terusan Suez. Akhirnya Inggris memberikan pinjaman tetapi dengan syarat Inggris boleh memasukan orangnya untuk menjadi menteri keuangan agar keuangan Mesir cepat pulih dan berkembang menjadi negara maju. Tapi bukan itu sebenarnya tujuan dari Inggris. Inggris hanya memanfaatkan ini agar bisa masuk dan berpengaruh secara langsung terhadap Mesir. Inggris pun akhirnya berhasil menggerakan Mesir dengan strateginya. Memunculkan kebijakan-kebijakan dari Inggris untuk orang Mesir. Mulai dari sini muncul gerakan-gerakan nasionalisme Mesir, “Mesir hanya untuk orang Mesir”. Akan tetapi gerakan ini mampu ditumpas dan diakhiri. Tahun 1922, Mesir memperoleh kemerdekaannya, akan tetapi kemerdekaan itu hanya semu, Inggris masih bercokol di Mesir. Tiba saatnya penguasaan Mesir oleh Raja Farouk, seorang raja yang paling kaya dan paling tamak. Dia pun masih ada dibawah pengaruh inggris. Hingga muncullah gerakan-gerakan nasionalis Mesir.

bendera mesir
Gambar: Bendera Mesir


A. LATAR BELAKANG TERJADINYA REVOLUSI
Mesir merupakan salah satu negara yang pernah dijajah Inggris. Semasa zaman penjajahan itu telah menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri masyarakat Mesir untuk berjuang menggapai kemerdekaan negaranya. Inisiatif untuk melakukan gerakan pemberontakan sudah menggebu-gebu dalam diri para perwira muda militer yang selama ini berada dibawah kontrol kerajaan. Pada tahun 1939, para perwira muda tersebut mendirikan Organisasi Perwira Bebas yang merupakan sebuah organisasi rahasia pertama yang beranggotakan perwira-perwira angkatan bersenjata. Organisasi Perwira Bebas ini kemudian kian berkembang pesat. Para perwira yang tergabung dalam organisasi ini berencana melakukan perlawanan bersenjata untuk menolak kehadiran Inggris di Mesir. Kudeta dilakukan atas dasar ketidakpuasan para perwira terhadap kekuasaan Farouk yang bergaya kemewahan. Raja Farouk yang masih remaja ini hidup dalam kemewahan. Kendati memiliki banyak tanah yang luas, istana megah, dan dan ratusan mobil, raja Farouk tidak pernah merasa puas dengan kekayaannya itu. Bahkan raja Farouk sering melancong ke Eropa untuk berbelanja. Selain itu pada masa-masa sulit semasa Perang Dunia II, Raja Farouk sering dikritik karena cara hidupnya yang mewah. Keputusan Raja Farouk untuk tetap menyalakan semua lampu istananya di Alexandria saat seluruh lampu di kota dimatikan ketika terjadi pengeboman yang dilakukan tentara Italia, menyebabkan Raja Farouk kian dibenci.

raja farouk
Gambar: Raja Farouk


B. PERAN GAMAL ABDUL NASSER
Gamal Abdul Nasser lahir pada tanggal 15 Januari 1918 di Alexandria. Ayahnya adalah seorang tukang pos. Nama Gamal adalah pemberian ibunya, kemudian ayahnya menerima dengan gembira. Abdul Nasser karena keadaan negerinya yang tidak stabil membuat ia sering berpindah-pindah, dari Alexandria pindah ke Khathathibah dan disanalah ia mulai mengecap pendidikan di bangku sekolah, kemudian pindah ke kairo dan tinggal bersama pamannya.

Gamal Abdul Nasser pada waktu mudanya aktif melakukan demonstrasi atau penentangan terhadap pengaruh Inggris di Mesir. Dia memasuki sekolah menengah al Nadlah di Kairo dan lulus pada tahun 1936, sebelumnya Ia pernah sekolah di Ra’is al Tin di Alexandria. Pendidikan Militernya dimulai setelah dua kali melamar di Kulliyah Harbiyah (semacam Akademi Militer) yaitu pada tahun 1937. Selanjutnya berhasil menamatkan pendidikannya pada umur 20 tahun, yakni pada tahun 1938 dengan pangkat letnan dua.

gamal abdul nasser
Gambar: Gamal Abdul Nasser

Pada bulan Desember 1939, ia bersama-sama dengan satu batalion infanteri pindah ke Sudan, di sana ia berjumpa dengan Abdul Hakim Amir yang kelak menjadi rekannya dalam Revolusi Mesir. Pada tahun 1942, ia kembali ke Kairo dan mengajar di Akademi Militer kemudian masuk Dinas Pendidikan Tinggi Militer di Kullyyah Arkan al Harb dan lulus pada tahun 1948. Selanjutnya bergabung dengan pasukan infanteri menuju Palestina dalam peperangan melawan Israel. Karir militer Gamal Abdul Nasser yang begitu dini tidaklah terlalu istimewa, namun pada usia yang cukup muda sudah mampu menggalang persahabatan dengan opsir-opsir yang kelak menjadi pendukungnya dalam usaha kudeta terhadap Raja Farouk.


C. REVOLUSI dan HASILNYA
Tanggal 23 Juli, memiliki makna tersendiri bagi bangsa Mesir, serupa dengan “hari keramat” bagi bangsa Indonesia pada 17 Agustus, yang setiap tahun diperingati sebagai tonggak sejarah negara modern dan berdaulat. Berbeda dengan Indonesia, yang Hari Nasionalnya diadopsi dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Mesir justru menetapkan Hari Nasionalnya pada Revolusi 23 Juli 1952, yakni peralihan bentuk negara Kerajaan menjadi Republik. Mesir sendiri memperoleh kemerdekaan dari penjahah Inggris pada 28 Januari 1922, namun tanggal tersebut tampaknya tidak pernah diperingatinya.
Revolusi 23 Juli 1952 itu diawali dengan kudeta militer yang diprakarsai oleh beberapa perwira muda Angatan Darat pimpinan Letnan Kolonel Gamal Abdul Nasser. Para perwira muda yang menamakan dirinya “Gerakan Perwira Bebas” itu berupaya menumbangkan Raja Farouk dan menghapus konstitusi monarki untuk mengubah bentuk negara kerajaan menjadi republik. Keberhasilan revolusi Mesir tersebut menyumbangkan inspirasi bagi sejumlah negara Asia dan Afrika untuk melakukan gerakan serupa untuk menumbangkan apa yang disebut sebagai rezim korup.

revolusi mesir 1952
Gambar: Revolusi Mesir 1952

Revolusi yang dinilai berhasil dan mendapat dukungan rakyat itu bertumpu pada tiga alasan ketidakpuasan. Pertama adalah ketidakpuasan atas berdirinya negara Israel di tanah Palestina pada 1948. Raja Farouk dinilai terlalu lemah dalam mempertahankan negara Palestina. Kedua, ialah penguasa Monarki dinilai melakukan korupsi dan terlalu pro-Inggris, bekas penjajah Mesir dan Palestina, yang dikenal sebagai salah satu negara yang menyokong berdirinya negara Israel. Ketiga, ketidakpuasan publik atas menjalarnya korupsi dan penyelewengan kekuasaan yang merata di hampir semua lembaga pemerintahan. Kemarahan rakyat kian memuncak ketika pasukan Inggris menyerang barak-barak polisi di kota Ismailiah pada 25 Januari 1952, sehingga menewaskan 50 perwira polisi dan melukai ratusan personil lagi. Pada hari berikutnya, 26 Januari yang juga disebut sebagai As-Sabt Al-Aswad (Sabtu Hitam), rakyat turun ke jalan-jalan di Kairo dan sejumlah kota lain. Kata-kata “revolusi kedua” dikumandangkan oleh para demontran yang mengingatkan revolusi pertama Mesir pada musim semi 1919, yang diprakarsai Saad Zaghlul, pemimpin Gerakan Nasionalis yang dikucilkan Inggris di Malta.

Revolusi pertama tersebut berhasil mengusir kaum penjajah Inggris dan diproklamasikannya kemerdekaan Mesir pada 22 Januari 1922. Kendati sudah merdeka, pengaruh Inggris masih tetap merebak, sehingga Mesir tak ubahnya dengan negara boneka. Sabtu Hitam itu membuat Kairo seperti lautan api. Massa yang tak terkendali menyerang kepentingan-kepentingan asing, hotel, kantor penerbangan, bioskop, klub malam. Raja Farouk mulai kehilangan kepercayaan rakyat dan pikirannya benar-benar buntu. Kebuntuan pikiran sang raja terlihat dari gonta-gantinya pemerintah. Dalam jangka waktu enam bulan menjelang revolusi, Raja Farouk melakukan empat kali pembentukan pemerintah. Mula-mula Raja Farouk membubarkan pemerintah pimpinan perdana menteri (PM) Mustafa En-Nahhas dan mengangkat PM Ali Maher (27 Januari-1 Maret 1952), berikutnya PM Ahmed Naguib El-Hilali (2 Maret-29 Juni 1952), PM Hussein Sirri (2-20 Juli 1952), dan sehari menjelang revomusi, Ahmed Naguib El-Hilali diangkat kembali sebagai PM (22-23 Juli 1952).

revolusi mesir
Gambar: Revolusi Mesir

Kudeta itu sendiri awalnya dijadwalkan pada 5 Agustus 1952, namun kalangan anggota Gerakan Perwira Bebas yang dimotori Letkol Gamal Abdel Nasser mendesak agar mereka segera beraksi. Jenderal Mohamed Naguib, salah seorang tokoh Gerakan Perwira Bebas yang dituakan, pun mengamini desakan untuk mempercepat aksi kudeta. Akhirnya, hari Rabu, 23 Juli 1952, pukul 07:30 waktu Kairo (12:30 WIB), dari stasiun Radio Nasional Mesir terdengar maklumat revolusi yang dibacakan Letkol Anwar Saddat, anggota Gerakan Perwira Bebas. “Mesir telah melewati masa kritis yang diakibatkan oleh korupsi, kolusi, kekacauan keamanan dan ketidakstabilan pemerintahan. Lebih parah lagi, angkatan bersenjata yang sangat lemah mengakibatkan kekalahan besar dalam perang mempertahankan Palestina melawan Zionis Yahudi,” begitu antara lain Maklumat Revolusi yang dibacakan Letkol Saddat, presiden 1970-1981.

Aksi revolusi itu berlanjut hingga Dewan Komando Revolusi memproklamasikan Republik Mesir pada 18 Juni 1953 dengan Jenderal Muhamed Naguib sebagai presiden pertama. Presiden Naguib sebetulnya hanya dijadikan boneka oleh kelompok Gerakan Perwira Bebas. Pemimpin sebenarnya adalah Letkol Gamal Abdel Nasser, yang dikenal sebagai arsitek revolusi 1952. Presiden Naguib pun dipaksa mengundurkan diripada 1954, dan seperti telah diduga, Gamal Abdel Nasser mengambil-alih jabatan presiden hingga ia wafat pada tahun 1970.

terusan suez
Gambar: Terusan Suez

Pada masa pemerintahannya, Gamal Abdul Nasser membangkitkan Nasionalisme Arab dan Pan Arabisme, menasionalisasi Terusan Suez yang mengakibatkan krisis Suez yang membuat Mesir berhadapan dengan Perancis, Inggris dan Israel yang memiliki kepentingan terhadap terusan itu. Krisis ini berakhir dengan keputusan dunia Internasional yang menguntungkan Mesir serta Terusan Suez resmi berada dalam kedaulatan Mesir. Kemudian Gamal mengadakan proyek infrastruktur besar-besaran diantaranya adalah proyek Bendungan Aswan dengan bantuan pemerintah Uni Soviet. Setelah kalah dalam Perang Enam Hari dengan Israel pada tahun 1967, Gamal Abdul Nasser ingin menarik diri dari dunia politik tetapi rakyat Mesir menolaknya. Gamal Abdul Nasser sekali lagi memimpin Mesir dalam Peperangan 1969-1970 (War of Atrition). Gamal Abdul Nasser meninggal akibat penyakit jantung dua minggu setelah peperangan usai pada 28 September 1970. Gamal Abdul Nasser digantikan olehAnwar Sadat.


Description: revolusi mesir tahun 1952, revolusi mesir 1952, revolusi mesir