Cari kaos bagus? yuk merapat di Distro Surfingan

Pra Sejarah | Mesolithikum (Zaman Batu Tengah)

Setelah pleistosen berganti dengan holosen, kebudayaan paleolithikum tidak begitu saja lenyap melainkan mengalami perkembangan selanjutnya. Di Indonesia, kebudayaan paleolithikum itu mendapat pengaruh baru dengan mengalirnya arus kebudayaan baru dari daratan Asia ygna membawa coraknya sendiri. Kebudayaan baru yang timbul itu dinamakan Mesolithikum. Kebudayaan mesolithikum ini banyak ditemukan bekas-bekasnya di Sumatra, Jawa , Kalimantan, Sulawesi dan di Flores. Dari peninggalan-peninggalan tersebut dapat diketahui bahwa jaman itu manusia masih hidup dari berburu dan menangkap ikan (Food-Gathering). Akan tetapi sebagian sudah mempunyai tempat tinggal tetap, sehingga bisa dimungkinkan sudah bercocok tanam walau masih sangat sederhana dan secara kecil-kecilan. Bekas-bekas tempat tinggal mereka ditemukan di pinggir pantai (Kjokkenmoddinger) dan di dalam gua-gua (Abris Sous Roche). Disitulah pula banyak didapatkan bekas-bekas kebudayaannya.

Penelitian di bukit kerang menghasilkan banyak penemuan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Paleolithikum). Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan pebble / kapak Sumatra. Bentuk pebble dapat dikatakan sudah cukup sempurna dan buatannya agak halus. Hal ini membuktikan bahwa alat-alat pada zaman mesolithikum merupakan pengembangan dari alat-alat zaman paleolithikum, dimana cara pembuatannya lebih baik dan lebih halus dari zaman paleolithikum.


A. HASIL KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM
1. Kebudayaan Pebble (Pebble Culture)
  1. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)
    kjokkenmoddinger
    Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum).

  1. Pebble (kapak genggam Sumatera = Sumateralith)
    pebble kapak genggam sumatera
    Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu dipulau Sumatra. Bahan-bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah.

  1. Hachecourt (kapak pendek)
    Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.

  1. Pipisan
    batu pipisan
    Selain kapak-kapak yang ditemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya). Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah. Bahan cat merah berasal dari tanah merah. Cat merah diperkirakan digunakan untuk keperluan religius dan untuk ilmu sihir.




2. Kebudayaan Tulang dari Sampung (Sampung Bone Culture)
sampung bone culture
Berdasarkan alat-alat kehidupan yang ditemukan di goa lawa di Sampung (daerah Ponorogo - Madiun Jawa Timur) tahun 1928 - 1931, ditemukan alat-alat dari batu seperti ujung panah dan flakes, kapak yang sudah diasah, alat dari tulang, tanduk rusa, dan juga alat-alat dari perunggu dan besi. Oleh para arkeolog bagian terbesar dari alat-alat yang ditemukan itu adalah tulang, sehingga disebut sebagai Sampung Bone Culture.






3. Kebudayaan Flakes (Flakes Culture)
  • Abris Sous Roche (Gua tempat tinggal)
    abris sous roche
    Abris Sous Roche adalah goa-goa yang yang dijadikan tempat tinggal manusia purba pada zaman Mesolithikum dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Penyelidikan pertama pada Abris Sous Roche dilakukan oleh Dr. Van Stein Callenfels tahun 1928-1931 di goa Lawa dekat Sampung Ponorogo Jawa Timur. Alat-alat yang ditemukan pada goa tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan, kapak yang sudah diasah yang berasal dari zaman Mesolithikum, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.Di antara alat-alat kehidupan yang ditemukan ternyata yang paling banyak adalah alat dari tulang sehingga oleh para arkeolog disebut sebagai Sampung Bone Culture / kebudayaan tulang dari Sampung. Karena goa di Sampung tidak ditemukan Pebble ataupun kapak pendek yang merupakan inti dari kebudayaan Mesolithikum. Selain di Sampung, Abris Sous Roche juga ditemukan di daerah Besuki dan Bojonegoro Jawa Timur. Penelitian terhadap goa di Besuki dan Bojonegoro ini dilakukan oleh Van Heekeren. Di Sulawesi Selatan juga banyak ditemukan Abris Sous Roche terutama di daerah Lomoncong yaitu goa Leang Patae yang di dalamnya ditemukan flakes, ujung mata panah yang sisi-sisinya bergerigi dan pebble. Di goa tersebut didiami oleh suku Toala, sehingga oleh tokoh peneliti Fritz Sarasin dan Paul Sarasin, suku Toala yang sampai sekarang masih ada dianggap sebagai keturunan langsung penduduk Sulawesi Selatan zaman prasejarah. Untuk itu kebudayaan Abris Sous Roche di Lomoncong disebut kebudayaan Toala. Kebudayaan Toala tersebut merupakan kebudayaan Mesolithikum yang berlangsung sekitar tahun 3000 sampai 1000 SM. Selain di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, Abris Sous Roche juga ditemukan di daerah Timor dan Rote. Penelitian terhadap goa tersebut dilakukan oleh Alfred Buhler yang di dalamnya ditemukan flakes dan ujung mata panah yang terbuat dari batu indah.


B. KEBUDAYAAN BACSON-HOABINH
Kebudayaan ini ditemukan dalam gua-gua dan dalam bukit-bukit kerang di Indo-China, Siam, Malaka, dan Sumatera Timur. Alat-alat kebudayaannya terbuat dari batu kali, seperti bahewa batu giling. Pada kebudayaan ini perhatian terhadap orang meninggal dikubur di gua dan juga di bukit-bukit kerang. Beberapa mayatnya diposisikan dengan berjongkok dan diberi cat warna merah. Pemberian cat warna merah bertujuan agar dapat mengembalikan hayat kepada mereka yang masih hidup. Di Indonesia, kebudayaan ini ditemukan di bukit-bukit kerang. Hal seperti ini banyak ditemukan dari Medan sampai ke pedalaman Aceh. Bukit-bukit itu telah bergeser sejauh 5 km dari garis pantai menunjukkan bahwa dulu pernah terjadi pengangkatan lapisan-lapisan bumi. Alur masuknya kebudayaan ini sampai ke Sumatera melewati Malaka. Di Indonesia ada dua kebudayaan Bacson-Hoabinh, yakni:
  1. Kebudayaan pebble dan alat-alat dari tulang yang datang ke Indonesia melalui jalur barat.
  2. Kebudayaan flakes yang datang ke Indonesia melalui jalur timur.

Dengan adanya keberadaan manusia jenis Papua Melanosoide di Indonesia sebagai pendukung kebudayaan Mesolithikum, maka para arkeolog melakukan penelitian terhadap penyebaran pebble dan kapak pendek sampai ke daerah teluk Tonkin daerah asal bangsa Papua Melanosoide. Dari hasil penyelidikan tersebut, maka ditemukan pusat pebble dan kapak pendek berasal dari pegunungan Bacson dan daerah Hoabinh, di Asia Tenggara. Tetapi di daerah tersebut tidak ditemukan flakes, sedangkan di dalam Abris Sous Roche banyak ditemukan flakes bahkan di pulau Luzon (Filipina) juga ditemukan flakes. Ada kemungkinan kebudayaan flakes berasal dari daratan Asia, masuk ke Indonesia melalui Jepang, Formosa dan Filipina.


C. KEBUDAYAAN TOALA
lukisan pra sejarah
Kebudayaan Toala dan yang serumpun dengan itu disebut juga kebudayaan flake dan blade. Alat-alatnya terbuat dari batu-batu yang menyerupai batu api dari eropa, seperti chalcedon, jaspis, obsidian dan kapur. Perlakuan terhadap orang yang meninggal dikuburkan didalam gua dan bila tulang belulangnya telah mengering akan diberikan kepada keluarganya sebagai kenang-kenangan. Biasanya kaum perempuan akan menjadikan tulang belulang tersebut sebagai kalung. Selain itu, didalam gua terdapat lukisan mengenai perburuan babi dan juga rentangan lima jari yang dilumuri cat merah yang disebut dengan “silhoutte”. Arti warna merah tanda berkabung. Kebudayaan ini ditemukan di Jawa (Bandung, Besuki, dan Tuban), Sumatera (danau Kerinci dan Jambi), Nusa Tenggara di pulau Flores dan Timor.


Description: mesolithikum, pra sejarah, zaman batu tengah

52 komentar:

  1. thanks artikelnya, bagus......

    BalasHapus
  2. thanks'yacghk akhernya tugas ku selesai berkat artikel mu ini

    BalasHapus
  3. menurut saya, artikel yang anda buat sudah cukup bagus. namun, penggunaan bahasa yang anda gunakan terlalu sulit dimengerti bagi pelajar SMA seperti saya. saya berharap, kedepannya anda dapat memperbaiki artikel anda ini. terimakasih.

    BalasHapus
  4. @Santa's home: terima kasih banyak atas sarannya... kami disini juga masih dalam proses belajar jadi mungkin penulisannya masih blm mudah utk dimengerti... Semoga kedepannya bisa kami perbaiki...

    BalasHapus
  5. @zakaria: ur very welcome... semoga bermanfaat...

    BalasHapus
  6. @Anonim: yak semoga bisa membantu tugas sodara... :D

    BalasHapus
  7. ini sangat baik untuk para pelajar di seluruh indonesia, bahkan sampai dunia pun tau kalau orang indonesia adalah oran cerdas.

    BalasHapus
  8. @Anonimterima kasih, semoga bermanfaat bagi para pelajar khususnya di Indonesia tercinta... :D

    BalasHapus
  9. maaf sebelumnya bisa tidak ditambah benda2 nya lagi

    terima kasih

    BalasHapus
  10. sebaiknya dikasih fungsi agar smua tau kegunaanya

    BalasHapus
  11. @Anonim: terima kasih telah berkunjung, jg untuk masukaannya, mgkin kedepan bisa ditambah lagi biar komplit...

    BalasHapus
  12. TTTTThhhhhhAAAAAAnnnnnnKKKKKKsssss

    BalasHapus
  13. lumayan membantu tugas saya,thanx gan :)

    BalasHapus
  14. knapa ga ada gambar buat Hachecourt gan

    BalasHapus
  15. @Anonim: maaf gan blm ketemu gambarnya, mgkin nanti saya coba cari-cari lagi... :D

    BalasHapus
  16. kang, bisa tolong saya gak, saya ada tugas dari guru sejarah di sma disuruh mencari makalah tentang mesozoikum, tolong dicariin ya kang (^..^)

    BalasHapus
  17. @Anonim: hem untuk saat ini belum bisa kang, mungkin beberapa waktu kedepan akan saya coba posting tentang mesozoikum... ^_^

    BalasHapus
  18. hem ,,,
    artikel nya sip banget, makasih ya !

    BalasHapus
  19. thanks a lot bro...
    ini sangat membantu saya

    BalasHapus
  20. @Anonim: Ur very welcome, bro. Semoga bermanfaat... :D

    BalasHapus
  21. Makasih ya mass plajaran Smp ini ternyata sngt sulit T.T

    BalasHapus
  22. @Fioni Novenia: Nggih sama-sama, semoga bermanfaat. Sebenere gak sulit kok dek, asalkan ada keinginan untuk belajar, insha Allah mudah... :D

    BalasHapus
  23. Gan mana manusia purbanya???

    BalasHapus
  24. INI BERMANFFAT. tapi saya juga mencari fotonya, ada beberapa artefak yang tidak ada fotonya :(

    BalasHapus
  25. kak kok gambar dan fungsi kapak pendeknya gak ada padahal aku butuh gambar dan fungsinya itu

    BalasHapus
  26. Mas Ivan, artikel anda sangat membantu :D . makasih mas . wkwkwk

    BalasHapus
  27. WOW, pas bgt sama tugas gw neeh, nyari kebudayaan zama mesolitikum xD
    Thanks ya..

    BalasHapus
  28. @Nadhiif: gambar manusia purbanya bisa dicari di google... :)

    BalasHapus
  29. @Java Aji: iya gan, beberapa artefak belum bisa share gambarnya, agak sulit memang... :D

    BalasHapus
  30. @indah meilani: hem gambar kapak pendeknya blm ada gan, coba cari di google. Kalo fungsinya sih hampir sama dengan kapak genggam... :D

    BalasHapus
  31. @Mahira_27: Eh mahira anak kelas X MIPA 1, keblasuk blog ku to.. Haha.. Semoga bermanfaat... :D

    BalasHapus
  32. Terimakasih atas artikel nya.. ini sangat bermanfaat buat saya. :D

    BalasHapus
  33. bisa minta footnote dari artikel ini mas ? atau sumber detail dari artikel ini,,
    soalnya dicari sama sumber artikelnya sama dosen,, mohon bantuannya

    BalasHapus
  34. makasih infonya tapi fungsi dari kapak nya kok gak ada yha,.?

    BalasHapus
  35. Terimakasihhhhhh:) tugasku terbantu sekali

    BalasHapus
  36. Trima kasih atas artikelnya. dengan ini tgas saya dpt d'slesaikan

    BalasHapus
  37. makasiih infonya ^_^
    sangat membantu gan (y)

    BalasHapus
  38. Makasih....KKKaaaaaakkkk
    Tugas sekolah dah siap nie....

    BalasHapus
  39. fungsi masing masing bendanya belum

    BalasHapus
  40. makasih banyak ilmunya dapet :D

    BalasHapus
  41. bang.. izin ane copas buat tugas :)

    BalasHapus
  42. Siiiiipp daaaah......
    Sangat membantu saya menyelesaikan atikel....

    BalasHapus