Pada tahun 1863, Ismail Pasha menjadi raja muda Mesir. Ia seorang yang cerdas, enerjik, lincah dan sangat simpati terhadap perkembangan modernisasi tetapi ia juga memiliki sifat yang mengutamakan materi dan sangat impulsif serta terkadang tidak terduga. Dalam politik luar negerinya, ia sangat dekat dengan barat. Akibatnya pada masa pemerintahannya modal Eropa mudah sekali masuk Mesir.
Bebasnya modal Eropa masuk Mesir berimplikasi pada tidak stabilnya situasi dalam negeri. Mereka turut ikut campur dalam masalah dalam negeri. Begitu loyalnya terhadap Barat menjadikan Ismail mengambil sikap berbaik hati mengizinkan mereka memakai tenaga budak untuk mengerjakan asset-aset mereka, terutama di Sudan. Selain itu juga pada tahun 1869, Ismail meminta diperpanjang kontraknya kepada Samuel Baker di Bahr al Jebel dan empat tahun kemudian menetapkan Charles George Gordon sebagai Baker yag sukses, sehingga statusnya dinaikkan dan ditempatkan di Sudan. Masuknya baker ke Sudan menjadikan situasi semakin memburuk. Budak muslim Sudan sangat ditekan oleh orang-orang Eropa. Selain itu juga Ismail dalam mejalankan pemerintahannya lebih banyak memberikan kesempatan kepada militer. Hal ini tentu saja menciptakan kesenjangan yang berdampak pada meraajanya ketidakadilan dan kezaliman sehingga mamicu munculnya gerakan Imam Mahdi di Sudan.
A. SIAPA IMAM MAHDI?
Sepeninggal Rosulullah pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah / Juni 632 M, ada pengharapan dari umat Islam akan datangnya juru selamat atau Ratu Adil yang dikenal di kalangan umat Islam, Imam Mahdi. Imam Mahdi muncul pada akhir zaman, guna menumpas berbagai macam bentuk kedzaliman yang dilakukan oleh umat manusia yang telah terlalaikan dengan kenikmatan duniawi. Keyakinan umat Islam didasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud r.a. Rosulullah bersabda: “Dunia akan dipimpin oleh seseorag dari kelluargaku. Namanya sama dengan namaku. Seandainya dunia ini hanya tinggal sehari saja maka Allah akan panjangkan hari itu sehingga ia akan memimpinnya”.
Hadist yang lain, Rosulullah bersabda, “Al Mahdi berasal dari keturunanku. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan pemerataan sebagaimana telah dipenuhi oleh kezaliman dan ketidakadilan, ia akan berkuasa selama tujuh tahun” (HR. At Tirmizi). Banyak para ulama yang sepakat bahwa hadist di atas merupakan hadist muttawatir.
Ada empat pendapat tentang fgur Imam Mahdi , yakni:
Tiga pendapat pertama lebih banyak dianut kalangan ahlusunnah wal jamaah sedangkan pendapa keempat dianut oleh pengikut syiah. Keyakinan tersebut menjadikan banyak klaim mengenai sosok Imam Mahdi. Setiap kali terjadi kedzaliman atau dalam era milennium ini penjajahan maka diantara mereka mengklaim diri sendiri sebagai Imam Mahdi. Mereka tidak segan-segann untuk menarik garis keturunan Rosulullah atau ahlul bait. Seperti yag terjadi di utara Afrika, yakni Sudan. Masuknya penjajah dan merebaknya kedzaliman dan ketidakadilan memunculkan sosok yang dipercaya sebagai Imam Mahdi, yakni Muhammad Ahmad yang memimpin gerakan revolusioner rakyat.
B. GERAKAN IMAM MAHDI DI SUDAN
Situasi di Sudan yang kacau akibat penguasa yang hanya mementingkan segolongan saja, merangsang rakyat untuk bergerak melawannya. Pada 29 juni 1881, Mahdi mendeklarasikan dirinya dengan melakukan hijrah dari tempat asalnya yang penuh dengan kemungkaran ke Qadir di bukit Nuba, tenggara Kordofan. Pemimpin gerakan ini bernama Muhammad Ahmad. Ia lahir di Danaqla tahun 1844. Sejak kecil ia hidup dalam keluarga puritan tradisional. Dan ia termasuk orang yang mempunyai idealisme kuat sehingga sampai bersitegang dengan gurunya sendiri di Samawiyyah, Syaikh Muhammad Syarif. Keinginannya menemukan jalannya, ia diterima masuk dalam tarekat sufi yang dipimmpin oleh al Quraishi al Zein. Setelah gurunya wafat, ia kemudian yang menggantikan kedudukannya. Saat menjadi pemimpin Samawiyyah, Muhammad Ahmad mulai menyebarkan paham Mahdiyahnya. Karena situasi politik yang tidak stabil, menjadikan proses penyebaran paham ini sangat mudah.
Gerakan Imam Mahdi ada di Sudan timur sebuah manifestasi religi yang tidak lelah dalam menyadarkan umat Islam di dunia selama abad 18 dan 19 dan menghasilkan puritan, berkiblat ada Wahabiyah di Arab dan Jihad di Afrika Barat. Gerakan ini berpandangan bahwa sudah saatnya umat islam terbebas dari belenggu ketidakadilan yang menjerat. Keidealismeannya menjadi dorongan kuat untuk mengubah Sudan sesuai dengan konsepnya.
Gambar: Muhammad Ahmad Al-Mahdi
Setelah memproklamirkan sebagai al Mahdi, kemudian Muhammad Ahmad menyusun kekuatan. Karena menurutnya hanya dengan berperang untuk mengusir Inggris dan Perancis yang telah menimbulkan kekacauan di Sudan. Dengan konsep jihadnya ia mampu mengalahkan beberapa serangan, salah satunya ekspedisi pemerintah Mesir yang dipimpin oleh Hicks Pasha dengan 10.000 personil yang mampu dikalahkan dan hanya menyisakan 250an personil.
Mahdiyah terus mengalami kemenangan. Jihad kemudian diteruskan oleh Ansar, pengikut Mahdi dari Kordofan menuju Bahr al Ghazal dan kemudian ke wilayah timur Sudan. Mahdi terus melakukan ekspansi. Tindakan mereka membuat pemerintah Inggris geram sehingga mengirikan Jenderal Charles Gordon untuk menumpas pemberontakan tersebut. tetapi pada akhirnya ia tidak sanggup untuk menumpasnya, malah sebaliknya ia mati di tanggan pasukan ansar.
Gambar: Peta Negara Sudan
Akhirnya seluruh Sudan dapat di kuasai kecuali Suakin, yang diperkuat oleh pasukan India dan Wadi Halfa di perbatasan sebelah utara yang masih berada di pihak Mesir-Inggris. Setelah kemenangan dalam perebutan Ibu Kota Sudan, Khartoum, al MAhdi memindahkan Ibu kotanya ke Omdurman. Tidak lama kemudian al Mahdi meninggal dunia karena Typus.
Pasca wafatnya Muhammad Ahmad, kepemipimpinan al Mahdi dipegang oleh Abdullah. Orang memang dipersiapkan untuk mengantikannya. Tetapi pada masa pemerintahnnya, situasi belum stabil. Ia sangat menyadari perang telah menyatu dengan rakyat dan dirinya tidak memiliki kharisma sebesar al Mahdi.
Hubungan regional tetap tegang sepanjang sebagian besar periode Mahdiyahnya, sebagian besar karena komitmen Khalifah untuk menggunakan jihad dalam meluaskan versi Islamnya di seluruh dunia. Sebagai contoh, Khalifah menolak tawaran untuk bekerja sama melawan Eropa oleh negus Ethiopia, Yohanes IV yang akhirnya terbunuh oleh pasukan Mahdiyah dalam pertempuran di Qallabat.
Gambar: Lord Kitchener
Pada tanggal 2 September 1898, gabungan antara Mesir dan Inggris melakukan gerakan menuju Sudan dibawah pimpinan Lord Kitchener. Di pihak Mahdiyah, langsung dipimpin oleh khalifah, dengan kekuatan 52.000 angkatan perangnya. Mahdiyah kalah, pasukan gabungan Inggris-Mesir berhasil merebut ibu kota Omdurman. Akhirnya pada bulan November 1899 M, berakhirlah riwayat negara Mahdiyah setelah 15 tahun dan kembali dalam penjajahan asing Inggris-Mesir sampai mereka berhasil memperoleh kemerdekaan kembali pada tanggal 1 Januari 1956.
C. DAMPAK GERAKAN IMAM MAHDI DI SUDAN
1. Bidang Sosial
Perjuangan yang dilakukan Muhammad Ahmad adalah gerakan yang mendasarkan diri kepada konsep tentang Mahdi. Gerakan yang dilancarkan berdampak juga pada kehidupan sosial masyarakat. Gerakan yang memang dilandasi oleh penumpasan berbagai macam bentuk kezaliman dan ketidakadilan yang disebabkan melemahnya penerapan hukum syaria’at Islam dalam kehidupan sehari-hari, berusaha untuk ditegakkan kembali. Hal ini terlihat dalam aturan-aturan Mahdiyah, misalnya larangan pemanfaatan tembakau dan alkohol dalam segala bentuknya dan aturan pingit yang tegas terhadap wanita.
Dalam melakukan gerakannya pun mengikuti caranya Rosulullah. Awalnya mereka bergerak secara sembunyi-sembunyi kemudian secara terang-terangan. Setelah mengikrarkan diri secara umum sebagai sosok Al Mahdi Muntazar, ia berusaha mengakomodir rakyat untuk berjihad di jalan Allah dan melakukan hijrah. Menggerakkan massa rakyat menjadikan gerakan ini disebut sebagai gerakan perintis nasioalis Sudan. Al Mahdi menekankan gerakan bukan hanya didasarkan terikat atau kelompok persaudaraan religious, namun Mahdiyah mengembangkan rezim secara universal.
Mahdiyah juga mengganti rumusan rukun Islam, yakni:
Dalam hubungan sosial, gerakan Mahdi tidak menghendaki adanya tingkatan strata. Tidak ada lapisan dalam masyarakat. Semua orang mempunyai kedudukan yang sama karena dalam Islam yang membedakan manusia hanyalah taqwa.
2. Bidang Politik
Pemerintah Mahdiyah bergerak atas dasar jihad menjadikan gerakannya bersifat militan. Selain itu juga, gerakan ini dalam menjalankan pemerintahannya berlandaskan pada teokrasi. Pengelolaan negara diatur oleh agama. Karena memang antara agama dengan politik tidak dapat dipisahkan. Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan.
Pengaruh dari pemerintahan Mahdi berlanjut ke masa berikutnya. Rakyat masih mempercayakan jabatan penting kepada keturunan Muhammad Ahmad. Dan pada masa Sayyid Abd ar Rahman, ia secara perlahan mengorganisasikan para pengikut Mhdi yang disebut Anshar ke dalam kekuatan sosial politik secara efektif. Dalam perkembangannya juga mendapat dukungan rakyat Sudan yang akhirnya membentuk partai ummat.
Era modern (1960) cucu dari Sayyid Abd ar Rahman, Sayyid Shadiq menjadi pemimpin kunci di Sudan, yaitu perdana menteri tahun 1983, secara resmi agama Islam diakui sebagai agama resmi di Sudan setelah rakyat muslim mendesak pemerintah. Selain itu, pada saat yang sama kampanye muslim mendesak pemerintah untuk memberlakukan hukum perdana di Sudan. Hal itu menunjukkan adanya hubungan yang erat antara gerakan Mahdiyah dengan kenyataan perkembangan sosial politik Sudan.
Description: gerakan imam mahdi di sudan, imam mahdi, gerakan imam mahdi
Bebasnya modal Eropa masuk Mesir berimplikasi pada tidak stabilnya situasi dalam negeri. Mereka turut ikut campur dalam masalah dalam negeri. Begitu loyalnya terhadap Barat menjadikan Ismail mengambil sikap berbaik hati mengizinkan mereka memakai tenaga budak untuk mengerjakan asset-aset mereka, terutama di Sudan. Selain itu juga pada tahun 1869, Ismail meminta diperpanjang kontraknya kepada Samuel Baker di Bahr al Jebel dan empat tahun kemudian menetapkan Charles George Gordon sebagai Baker yag sukses, sehingga statusnya dinaikkan dan ditempatkan di Sudan. Masuknya baker ke Sudan menjadikan situasi semakin memburuk. Budak muslim Sudan sangat ditekan oleh orang-orang Eropa. Selain itu juga Ismail dalam mejalankan pemerintahannya lebih banyak memberikan kesempatan kepada militer. Hal ini tentu saja menciptakan kesenjangan yang berdampak pada meraajanya ketidakadilan dan kezaliman sehingga mamicu munculnya gerakan Imam Mahdi di Sudan.
A. SIAPA IMAM MAHDI?
Sepeninggal Rosulullah pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah / Juni 632 M, ada pengharapan dari umat Islam akan datangnya juru selamat atau Ratu Adil yang dikenal di kalangan umat Islam, Imam Mahdi. Imam Mahdi muncul pada akhir zaman, guna menumpas berbagai macam bentuk kedzaliman yang dilakukan oleh umat manusia yang telah terlalaikan dengan kenikmatan duniawi. Keyakinan umat Islam didasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud r.a. Rosulullah bersabda: “Dunia akan dipimpin oleh seseorag dari kelluargaku. Namanya sama dengan namaku. Seandainya dunia ini hanya tinggal sehari saja maka Allah akan panjangkan hari itu sehingga ia akan memimpinnya”.
Hadist yang lain, Rosulullah bersabda, “Al Mahdi berasal dari keturunanku. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan pemerataan sebagaimana telah dipenuhi oleh kezaliman dan ketidakadilan, ia akan berkuasa selama tujuh tahun” (HR. At Tirmizi). Banyak para ulama yang sepakat bahwa hadist di atas merupakan hadist muttawatir.
Ada empat pendapat tentang fgur Imam Mahdi , yakni:
- Imam Mahdi adalah seorang yang berasal dari keturunan Fatimah Az Zahra, putri Rosulullah SAW. ia berasal dari Ahlul Bait, yang namanya sama dengan Nabi SAW. Imam Mahdi akan datang pada akhir zaman.
- Imam Mahdi hanya figure seorang penyelamat kehidupan umat manusia. Penganut ini menegaskan, figure Imam Mahdi tak harus berasal dari keturunan Fatimah Az Zahra saja, yang jelas ia adalah seorang Muslim.
- Imam Madi bukan merupakan figure seseorang, tetapi lambang atau simbol kemenangan yang haq (benar) terhadap yang batil (ketidakadilan). Anggapan ini banyak dianut oleh pemikir-pemikir modern.
- Imam Mahdi adalah figur yang jelas berasal dari keturunan Fatimah atau ahlul bait. Dan merupakan salah seorang dari imam-imam ahlul bait.
Tiga pendapat pertama lebih banyak dianut kalangan ahlusunnah wal jamaah sedangkan pendapa keempat dianut oleh pengikut syiah. Keyakinan tersebut menjadikan banyak klaim mengenai sosok Imam Mahdi. Setiap kali terjadi kedzaliman atau dalam era milennium ini penjajahan maka diantara mereka mengklaim diri sendiri sebagai Imam Mahdi. Mereka tidak segan-segann untuk menarik garis keturunan Rosulullah atau ahlul bait. Seperti yag terjadi di utara Afrika, yakni Sudan. Masuknya penjajah dan merebaknya kedzaliman dan ketidakadilan memunculkan sosok yang dipercaya sebagai Imam Mahdi, yakni Muhammad Ahmad yang memimpin gerakan revolusioner rakyat.
B. GERAKAN IMAM MAHDI DI SUDAN
Situasi di Sudan yang kacau akibat penguasa yang hanya mementingkan segolongan saja, merangsang rakyat untuk bergerak melawannya. Pada 29 juni 1881, Mahdi mendeklarasikan dirinya dengan melakukan hijrah dari tempat asalnya yang penuh dengan kemungkaran ke Qadir di bukit Nuba, tenggara Kordofan. Pemimpin gerakan ini bernama Muhammad Ahmad. Ia lahir di Danaqla tahun 1844. Sejak kecil ia hidup dalam keluarga puritan tradisional. Dan ia termasuk orang yang mempunyai idealisme kuat sehingga sampai bersitegang dengan gurunya sendiri di Samawiyyah, Syaikh Muhammad Syarif. Keinginannya menemukan jalannya, ia diterima masuk dalam tarekat sufi yang dipimmpin oleh al Quraishi al Zein. Setelah gurunya wafat, ia kemudian yang menggantikan kedudukannya. Saat menjadi pemimpin Samawiyyah, Muhammad Ahmad mulai menyebarkan paham Mahdiyahnya. Karena situasi politik yang tidak stabil, menjadikan proses penyebaran paham ini sangat mudah.
Gerakan Imam Mahdi ada di Sudan timur sebuah manifestasi religi yang tidak lelah dalam menyadarkan umat Islam di dunia selama abad 18 dan 19 dan menghasilkan puritan, berkiblat ada Wahabiyah di Arab dan Jihad di Afrika Barat. Gerakan ini berpandangan bahwa sudah saatnya umat islam terbebas dari belenggu ketidakadilan yang menjerat. Keidealismeannya menjadi dorongan kuat untuk mengubah Sudan sesuai dengan konsepnya.
Setelah memproklamirkan sebagai al Mahdi, kemudian Muhammad Ahmad menyusun kekuatan. Karena menurutnya hanya dengan berperang untuk mengusir Inggris dan Perancis yang telah menimbulkan kekacauan di Sudan. Dengan konsep jihadnya ia mampu mengalahkan beberapa serangan, salah satunya ekspedisi pemerintah Mesir yang dipimpin oleh Hicks Pasha dengan 10.000 personil yang mampu dikalahkan dan hanya menyisakan 250an personil.
Mahdiyah terus mengalami kemenangan. Jihad kemudian diteruskan oleh Ansar, pengikut Mahdi dari Kordofan menuju Bahr al Ghazal dan kemudian ke wilayah timur Sudan. Mahdi terus melakukan ekspansi. Tindakan mereka membuat pemerintah Inggris geram sehingga mengirikan Jenderal Charles Gordon untuk menumpas pemberontakan tersebut. tetapi pada akhirnya ia tidak sanggup untuk menumpasnya, malah sebaliknya ia mati di tanggan pasukan ansar.
Akhirnya seluruh Sudan dapat di kuasai kecuali Suakin, yang diperkuat oleh pasukan India dan Wadi Halfa di perbatasan sebelah utara yang masih berada di pihak Mesir-Inggris. Setelah kemenangan dalam perebutan Ibu Kota Sudan, Khartoum, al MAhdi memindahkan Ibu kotanya ke Omdurman. Tidak lama kemudian al Mahdi meninggal dunia karena Typus.
Pasca wafatnya Muhammad Ahmad, kepemipimpinan al Mahdi dipegang oleh Abdullah. Orang memang dipersiapkan untuk mengantikannya. Tetapi pada masa pemerintahnnya, situasi belum stabil. Ia sangat menyadari perang telah menyatu dengan rakyat dan dirinya tidak memiliki kharisma sebesar al Mahdi.
Hubungan regional tetap tegang sepanjang sebagian besar periode Mahdiyahnya, sebagian besar karena komitmen Khalifah untuk menggunakan jihad dalam meluaskan versi Islamnya di seluruh dunia. Sebagai contoh, Khalifah menolak tawaran untuk bekerja sama melawan Eropa oleh negus Ethiopia, Yohanes IV yang akhirnya terbunuh oleh pasukan Mahdiyah dalam pertempuran di Qallabat.
Pada tanggal 2 September 1898, gabungan antara Mesir dan Inggris melakukan gerakan menuju Sudan dibawah pimpinan Lord Kitchener. Di pihak Mahdiyah, langsung dipimpin oleh khalifah, dengan kekuatan 52.000 angkatan perangnya. Mahdiyah kalah, pasukan gabungan Inggris-Mesir berhasil merebut ibu kota Omdurman. Akhirnya pada bulan November 1899 M, berakhirlah riwayat negara Mahdiyah setelah 15 tahun dan kembali dalam penjajahan asing Inggris-Mesir sampai mereka berhasil memperoleh kemerdekaan kembali pada tanggal 1 Januari 1956.
C. DAMPAK GERAKAN IMAM MAHDI DI SUDAN
1. Bidang Sosial
Perjuangan yang dilakukan Muhammad Ahmad adalah gerakan yang mendasarkan diri kepada konsep tentang Mahdi. Gerakan yang dilancarkan berdampak juga pada kehidupan sosial masyarakat. Gerakan yang memang dilandasi oleh penumpasan berbagai macam bentuk kezaliman dan ketidakadilan yang disebabkan melemahnya penerapan hukum syaria’at Islam dalam kehidupan sehari-hari, berusaha untuk ditegakkan kembali. Hal ini terlihat dalam aturan-aturan Mahdiyah, misalnya larangan pemanfaatan tembakau dan alkohol dalam segala bentuknya dan aturan pingit yang tegas terhadap wanita.
Dalam melakukan gerakannya pun mengikuti caranya Rosulullah. Awalnya mereka bergerak secara sembunyi-sembunyi kemudian secara terang-terangan. Setelah mengikrarkan diri secara umum sebagai sosok Al Mahdi Muntazar, ia berusaha mengakomodir rakyat untuk berjihad di jalan Allah dan melakukan hijrah. Menggerakkan massa rakyat menjadikan gerakan ini disebut sebagai gerakan perintis nasioalis Sudan. Al Mahdi menekankan gerakan bukan hanya didasarkan terikat atau kelompok persaudaraan religious, namun Mahdiyah mengembangkan rezim secara universal.
Mahdiyah juga mengganti rumusan rukun Islam, yakni:
- Sholat, ditekankan harus berjamaah
- Jihad lebih utama dari pada naik haji
- Mentaati pada perintah-perintah Allah
- Syahadat yang diperpanjang dengan kalimat ke Mahadiyahan
- Mambaca al Quran
- Ratib Mahdiyah
Dalam hubungan sosial, gerakan Mahdi tidak menghendaki adanya tingkatan strata. Tidak ada lapisan dalam masyarakat. Semua orang mempunyai kedudukan yang sama karena dalam Islam yang membedakan manusia hanyalah taqwa.
2. Bidang Politik
Pemerintah Mahdiyah bergerak atas dasar jihad menjadikan gerakannya bersifat militan. Selain itu juga, gerakan ini dalam menjalankan pemerintahannya berlandaskan pada teokrasi. Pengelolaan negara diatur oleh agama. Karena memang antara agama dengan politik tidak dapat dipisahkan. Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan.
Pengaruh dari pemerintahan Mahdi berlanjut ke masa berikutnya. Rakyat masih mempercayakan jabatan penting kepada keturunan Muhammad Ahmad. Dan pada masa Sayyid Abd ar Rahman, ia secara perlahan mengorganisasikan para pengikut Mhdi yang disebut Anshar ke dalam kekuatan sosial politik secara efektif. Dalam perkembangannya juga mendapat dukungan rakyat Sudan yang akhirnya membentuk partai ummat.
Era modern (1960) cucu dari Sayyid Abd ar Rahman, Sayyid Shadiq menjadi pemimpin kunci di Sudan, yaitu perdana menteri tahun 1983, secara resmi agama Islam diakui sebagai agama resmi di Sudan setelah rakyat muslim mendesak pemerintah. Selain itu, pada saat yang sama kampanye muslim mendesak pemerintah untuk memberlakukan hukum perdana di Sudan. Hal itu menunjukkan adanya hubungan yang erat antara gerakan Mahdiyah dengan kenyataan perkembangan sosial politik Sudan.
Description: gerakan imam mahdi di sudan, imam mahdi, gerakan imam mahdi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar